![]() |
Kecelakaan odong-odong di Jalan Kartini Bawah, Selasa (8/4/2025) |
Pematangsiantar, Selektifnews.com - Jagad maya dihebohkan dengan viralnya sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram Siantar Punya Cerita. Video tersebut memperlihatkan momen tragis ketika sebuah odong-odong mengalami kecelakaan di Jalan Kartini Bawah, tepat di depan kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Pematangsiantar, pada Senin (7/4/2025) pukul 22.40 WIB.
Dalam video berdurasi beberapa detik itu, terlihat odong-odong yang tengah beroperasi mendadak mengalami patahan pada bagian kerangkanya. Akibat insiden tersebut, seorang wanita yang berada di dekat lokasi kejadian tertimpa badan kendaraan, menyebabkan luka yang cukup serius. Beberapa warga yang berada di sekitar tempat kejadian segera memberikan pertolongan kepada korban, sementara pengemudi odong-odong tampak panik setelah insiden terjadi.
Respon Masyarakat dan Kritik terhadap Pemerintah
Kecelakaan ini langsung menuai reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk dari Ketua Aliansi Masyarakat Siantar Simalungun Bersatu, Johan Arifin. Ia menyayangkan kejadian tersebut dan menilai bahwa tragedi ini merupakan akibat dari ketidaktegasan aparat yang berwenang dalam menertibkan operasional odong-odong di Kota Pematangsiantar.
"Kalau sudah terjadi begini siapa yang harus bertanggung jawab? Semuanya buang badan. Sudah tahu itu kendaraan tidak layak beroperasi tetapi masih dibiarkan dan tidak dibumihanguskan," ucap Johan Arifin dengan nada kesal saat diwawancarai pada Selasa (8/4/2025).
Lebih lanjut, Johan menyoroti peran Satlantas Polresta Pematangsiantar, Dinas Perhubungan Kota Pematangsiantar, serta Wali Kota Pematangsiantar yang dinilainya lalai dalam menegakkan aturan lalu lintas dan keselamatan transportasi.
"Satlantas, Dishub, dan Wali Kota harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Sungguh memalukan!" tegasnya.
Odong-Odong: Kendaraan Hiburan yang Berisiko
Odong-odong merupakan kendaraan hiburan yang sering beroperasi di berbagai kota, termasuk di Pematangsiantar. Kendaraan ini biasanya digunakan untuk mengangkut anak-anak dan keluarga yang ingin menikmati perjalanan dengan suasana unik dan ceria. Namun, di balik hiburan yang ditawarkan, odong-odong sering kali tidak memenuhi standar keselamatan yang layak.
Kecelakaan yang terjadi di Jalan Kartini Bawah ini menjadi bukti bahwa kendaraan semacam ini sangat rentan mengalami kecelakaan, terutama jika tidak dilakukan pengawasan ketat dari pihak berwenang. Beberapa kasus sebelumnya juga telah mencatat insiden serupa di kota-kota lain, tetapi sayangnya, hingga kini belum ada tindakan nyata untuk benar-benar menertibkan kendaraan jenis ini.
Pemerintah Didesak untuk Bertindak
Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan yang melibatkan kendaraan odong-odong di berbagai daerah. Dengan adanya kecelakaan ini, masyarakat mendesak agar pemerintah daerah segera mengambil tindakan tegas untuk melarang atau setidaknya mengawasi lebih ketat operasional odong-odong di Pematangsiantar.
Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
1. Melakukan razia dan penyitaan kendaraan odong-odong yang tidak layak beroperasi.
2. Mengeluarkan regulasi ketat mengenai operasional kendaraan hiburan di jalan raya.
3. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan kendaraan yang tidak memenuhi standar keselamatan.
4. Memberikan sanksi tegas kepada pihak yang masih membiarkan kendaraan ini beroperasi tanpa izin.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Satlantas Polresta Pematangsiantar, Dinas Perhubungan, maupun Wali Kota Pematangsiantar terkait kecelakaan ini. Namun, masyarakat berharap bahwa kejadian ini dapat menjadi momentum bagi pemerintah untuk bertindak lebih tegas demi keselamatan warga.
Dengan viralnya video kecelakaan ini, perhatian publik kini tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh pihak berwenang. Apakah akan ada tindakan konkret untuk menghentikan operasional odong-odong yang berisiko, ataukah kejadian ini hanya akan menjadi satu dari sekian banyak tragedi yang berlalu tanpa perubahan nyata? Masyarakat Pematangsiantar menunggu jawaban.