-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Lapas Kelas I Medan Panen 200 Kg Kangkung, Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional

Redaksi
Rabu, 16 April 2025, April 16, 2025 WIB Last Updated 2025-04-16T09:22:19Z

 

Lapas Kelas I Medan Panen 200 Kg Kangkung, Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional

Medan, Selektifnews.com  -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional melalui langkah nyata pemberdayaan warga binaan. Pada hari ini, Lapas yang terletak di Jalan Lembaga Pemasyarakatan, Tanjung Gusta itu berhasil memanen sebanyak 200 kilogram kangkung dari lahan terbatas yang telah dimanfaatkan secara optimal. Lahan tersebut kini dikembangkan sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE), sebuah program inovatif yang mengedepankan kemandirian warga binaan.


Kegiatan panen berlangsung meriah dan penuh semangat, dengan kehadiran langsung Kepala Lapas Kelas I Medan, Herry Suhasmin. Turut hadir Kabag Tata Usaha Nurma Yuliati beserta jajaran, serta Kabid Kegiatan Kerja Yan Patmos bersama timnya. Kehadiran para pimpinan ini menjadi simbol kuat dari dukungan penuh terhadap program pembinaan berbasis kemandirian yang kini terus digalakkan di lingkungan pemasyarakatan.


Program pemberdayaan ini merupakan bagian integral dari 13 Program Akselerasi Menteri Hukum dan HAM dalam bidang Imigrasi dan Pemasyarakatan. Salah satu fokusnya adalah penguatan ketahanan pangan melalui kegiatan produktif yang melibatkan warga binaan secara langsung. Inisiatif ini juga sejalan dengan visi besar Asta Cita Presiden Republik Indonesia, yang menitikberatkan pada pembangunan manusia unggul dan pencapaian kemandirian, termasuk dalam bidang pangan.


“Area beranggang yang dulunya terbatas, kini kita manfaatkan sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Hasilnya bisa kita lihat hari ini, 200 kilogram kangkung berhasil dipanen. Ini bukan hanya soal hasil, tapi proses pembinaan dan pemberdayaan yang sedang kita jalankan,” ujar Kalapas Herry Suhasmin saat diwawancarai usai kegiatan panen.


Menurut Herry, keberhasilan ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berinovasi dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Program SAE dirancang untuk memberikan ruang bagi warga binaan agar dapat belajar, bekerja, dan berkontribusi secara nyata. Selain keterampilan bercocok tanam, warga binaan juga diajarkan nilai-nilai kedisiplinan, kerja sama tim, serta rasa tanggung jawab.


Lebih jauh, SAE juga menjadi bagian dari pendekatan rehabilitatif yang manusiawi dan transformatif. Di balik aktivitas menanam dan merawat tanaman, terselip semangat perubahan dan harapan untuk kembali ke tengah masyarakat sebagai individu yang mandiri dan produktif. Proses ini menjadi bagian penting dalam perjalanan asimilasi mereka di dalam lingkungan Lapas.


Lapas Kelas I Medan pun berkomitmen untuk terus mengembangkan kegiatan serupa, tidak hanya terbatas pada kangkung, tetapi juga komoditas lain yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat kesehatan. Rencana ke depan mencakup diversifikasi tanaman dan perluasan lahan produktif, sehingga dampak positif program bisa dirasakan lebih luas lagi, baik di dalam maupun di luar tembok Lapas.


Dengan semangat inovasi dan pembinaan berkelanjutan, Lapas Kelas I Medan membuktikan bahwa lembaga pemasyarakatan bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang untuk tumbuh, memperbaiki diri, dan berkontribusi. Program ketahanan pangan yang dijalankan ini adalah salah satu bukti bahwa harapan dan perubahan bisa tumbuh bahkan dari tempat yang paling sederhana.

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+