![]() |
Dari Balik Jeruji, 200 Kg Kangkung Dipanen: Lapas Kelas I Medan Dorong Produktivitas Warga Binaan |
Medan, Selektifnews.com — Lapas Kelas I Medan kembali menorehkan langkah nyata dalam mendukung program ketahanan pangan nasional melalui pemberdayaan warga binaan. Pada Kamis (17/4), sebanyak 200 kilogram kangkung berhasil dipanen dari lahan beranggang yang dulunya terbatas, namun kini dimanfaatkan secara maksimal sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Hasil panen ini menjadi bukti konkret bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menciptakan produktivitas dan kemandirian.
Kegiatan panen ini dihadiri langsung oleh Kalapas Kelas I Medan, Herry Suhasmin, bersama Kabag Tata Usaha Nurma Yuliati beserta jajaran, serta Kabid Kegiatan Kerja Yan Patmos dan tim. Turut hadir pula staf pelaksana dan warga binaan yang selama ini terlibat langsung dalam proses penanaman hingga panen. Dukungan dan keterlibatan jajaran pimpinan menjadi simbol kuatnya sinergi dalam menciptakan Lapas yang produktif dan humanis.
Program pemberdayaan ini merupakan bagian dari 13 Program Akselerasi Menteri Hukum dan HAM bidang Pemasyarakatan, yang menitikberatkan pada pembinaan berbasis kemandirian. Sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, kegiatan ini juga mendorong terciptanya manusia Indonesia unggul yang mampu mandiri, khususnya dalam bidang ketahanan pangan yang kini menjadi prioritas nasional.
“Area beranggang yang dulunya terbatas, kini kita manfaatkan sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE). Hasilnya bisa kita lihat hari ini, 200 kilogram kangkung berhasil dipanen. Ini bukan hanya soal hasil, tapi proses pembinaan dan pemberdayaan yang sedang kita jalankan,” ujar Kalapas Herry Suhasmin dalam sambutannya usai panen.
Melalui program SAE, warga binaan diberikan kesempatan untuk belajar bercocok tanam secara langsung, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga proses panen. Kegiatan ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kerja keras, disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama tim, yang menjadi bekal penting saat kembali ke masyarakat nantinya.
Kangkung yang dipanen juga menjadi bahan pangan yang digunakan untuk mendukung kebutuhan dapur Lapas, sehingga selain meningkatkan keterampilan warga binaan, kegiatan ini juga berkontribusi dalam efisiensi penyediaan logistik internal. Tidak menutup kemungkinan, ke depan hasil panen akan diperluas pemanfaatannya, termasuk untuk pasar lokal melalui kerja sama dengan instansi atau komunitas di luar Lapas.
Kalapas Herry Suhasmin menegaskan bahwa Lapas Kelas I Medan akan terus mendorong berbagai inovasi dan kreativitas dalam pembinaan warga binaan, agar mereka tak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga memperoleh bekal hidup yang berguna. SAE diharapkan menjadi cikal bakal program pembinaan yang lebih luas dan berkelanjutan.
Dengan semangat restorative justice dan rehabilitasi, Lapas Kelas I Medan terus bergerak menjadikan setiap sudut Lapas sebagai ruang pertumbuhan harapan, pembinaan, dan produktivitas. Panen kangkung ini menjadi simbol bahwa masa depan cerah dapat ditanam dan dipanen, bahkan dari tempat yang penuh keterbatasan.