Pematang Siantar, Selektifnews.com – Umat Islam di Kota Pematang Siantar merasa sangat kecewa dan geram dengan pemadaman listrik yang terjadi berulang kali di saat menjelang berbuka puasa dan menjelang sahur. Pemadaman ini dinilai sangat mengganggu ibadah puasa di bulan suci Ramadan, di mana masyarakat sangat bergantung pada listrik untuk persiapan berbuka dan sahur.
Sejumlah warga mengeluhkan bahwa pemadaman terjadi hampir setiap bulan Ramadhan. Seperti halnya pada Rabu (12/3/2025) pada jam krusial, yaitu sekitar pukul 18.00 hingga 18.30 WIB dan Kamis dinihari pada pukul 01.30 WIB. Akibatnya, banyak keluarga kesulitan dalam menyiapkan hidangan berbuka dan sahur, sementara sebagian lainnya yang menjalankan ibadah malam seperti salat Tarawih dan tahajud juga terganggu.
Masyarakat Geram dan Kecewa
Salah satu warga, Siti Aisyah (45), mengungkapkan kekesalannya atas pemadaman yang terus berulang.
"Kami sangat kecewa dengan PLN. Setiap menjelang berbuka dan sahur, lampu sering padam. Bagaimana kami mau memasak? Bagaimana anak-anak mau makan sahur dengan nyaman? PLN seharusnya lebih peka, ini bulan Ramadan," ujarnya.
Senada dengan Siti, Fauzan (38), seorang pedagang makanan, mengaku merugi akibat pemadaman listrik yang terjadi di waktu-waktu genting.
"Kami mengandalkan listrik untuk menghangatkan makanan dan menyiapkan minuman dingin. Kalau mati lampu, es batu mencair, kulkas tidak berfungsi, dan pelanggan jadi kecewa. Ini sangat merugikan kami yang mencari nafkah dengan jualan makanan berbuka," keluhnya.
Ketua AMSSB: PLN Pematang Siantar Harus Bertanggung Jawab
Menanggapi keluhan masyarakat, Ketua Aliansi Masyarakat Siantar Simalungun Bersatu (AMSSB), Johan Arifin, turut menyuarakan keprihatinannya. Ia menilai pemadaman listrik yang terjadi berulang kali di waktu-waktu penting merupakan bentuk kelalaian dari pihak PLN UP3 Pematang Siantar.
"Kami sangat heran, mengapa PLN selalu memadamkan listrik di waktu-waktu krusial seperti menjelang berbuka dan sahur? Apakah ini kesengajaan atau memang PLN tidak mampu bekerja dengan baik? Seharusnya mereka punya perencanaan yang matang agar masyarakat tidak dirugikan," tegas Johan.
Lebih lanjut, Johan meminta agar pihak PLN memberikan penjelasan terbuka kepada masyarakat dan segera mencari solusi agar pemadaman tidak terus terjadi.
"Jika PLN tidak mampu memberikan pelayanan yang baik, maka kami mendesak agar Manager PLN UP3 Pematang Siantar segera dicopot. Jangan biarkan masyarakat terus menderita akibat ketidakbecusan PLN," tambahnya.
PLN Diminta Transparan dan Bertanggung Jawab
Hingga berita ini diturunkan, pihak PLN UP3 Pematang Siantar belum memberikan keterangan resmi terkait pemadaman listrik yang dikeluhkan masyarakat. Warga berharap ada penjelasan yang transparan serta perbaikan layanan dalam waktu dekat.
Masyarakat pun mendesak pemerintah dan pihak berwenang untuk turun tangan menangani masalah ini. Jika pemadaman terus terjadi tanpa alasan yang jelas, warga berencana untuk melakukan aksi protes demi mendapatkan hak mereka atas pelayanan listrik yang layak.
Apakah PLN akan menanggapi keluhan ini dengan serius? Masyarakat kini menunggu langkah nyata dari pihak terkait agar kejadian serupa tidak terus berulang, khususnya di bulan Ramadan yang penuh berkah ini.