![]() |
Walikota Pematang Siantar Wesli Silalahi |
Pematang Siantar, Selektifnews.com – Sejumlah tokoh masyarakat di Kota Pematang Siantar meluapkan kekesalan mereka terhadap keberadaan kafe remang-remang di kawasan Tanjung Pinggir yang tetap beroperasi selama bulan suci Ramadhan. Keputusan para pemilik kafe untuk tidak menutup atau setidaknya membatasi operasional mereka dianggap sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Ketua Aliansi Masyarakat Siantar Simalungun Bersatu (AMSSB), Johan Arifin, menyatakan bahwa keberadaan kafe yang tetap beroperasi di bulan Ramadhan dapat mengganggu kekhusyukan ibadah masyarakat.
"Kami menghormati kebebasan usaha, tapi sebaiknya pemilik kafe juga menghormati bulan suci ini dengan membatasi operasional mereka atau menutup sementara di bulan Ramadhan," kata Johan kepada wartawan, Minggu (9/3/2025).
Menurutnya, meskipun belum ada regulasi resmi dari Pemerintah Kota Pematang Siantar yang melarang secara tegas operasional tempat hiburan malam selama bulan Ramadhan, seharusnya ada kesadaran dari para pemilik usaha untuk menghormati norma sosial dan budaya yang berlaku.
Pemerintah Kota Dinilai Lemah dan Tidak Peka
Masyarakat menilai bahwa pemerintah kota, khususnya Walikota Pematang Siantar Wesli Silalahi, lemah dalam menangani persoalan ini. Johan menegaskan bahwa Wesli seharusnya lebih tegas dalam mengeluarkan kebijakan terkait operasional tempat hiburan malam selama Ramadhan guna menghindari potensi konflik antara masyarakat dan pelaku usaha.
"Ini bukti bahwa kafe tetap buka di bulan puasa menunjukkan lemahnya Pemerintah Kota Pematang Siantar, khususnya Walikota Wesli Silalahi. Seharusnya ada ketegasan dan kepedulian terhadap keresahan warga," tegasnya.
Johan menambahkan bahwa jika kondisi ini dibiarkan tanpa ada tindakan nyata dari pemerintah, maka masyarakat bisa saja mengambil langkah sendiri untuk menutup paksa kafe-kafe yang dianggap mengganggu ketertiban umum.
Kafe di Tanjung Pinggir Tetap Beroperasi, Ada Dugaan Pembiaran
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa sejumlah kafe di Tanjung Pinggir masih beroperasi seperti biasa. Bahkan, beberapa di antaranya tetap menyediakan hiburan live music dan minuman beralkohol, yang dinilai bertentangan dengan suasana Ramadhan.
Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa ia sering melihat aktivitas di kafe-kafe tersebut hingga larut malam, bahkan ada yang tetap buka hingga dini hari.
"Setiap malam masih ramai. Musik masih terdengar keras, kendaraan keluar masuk, dan ada juga perempuan-perempuan yang biasa nongkrong di sana," ungkapnya.
Ia pun mempertanyakan apakah ada unsur pembiaran dari pihak berwenang terhadap keberadaan kafe-kafe tersebut.
"Kalau pemerintah benar-benar tegas, seharusnya tempat-tempat ini bisa ditutup sementara waktu selama bulan puasa. Tapi kenyataannya, mereka tetap buka seperti biasa," ujarnya.
Pemerintah Kota Masih Bungkam
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemerintah Kota Pematang Siantar belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan masyarakat untuk menutup atau membatasi operasional kafe remang-remang di Tanjung Pinggir selama bulan Ramadhan.
Masyarakat berharap ada kebijakan konkret yang segera dikeluarkan agar suasana Ramadhan di Kota Pematang Siantar bisa lebih kondusif dan penuh dengan kekhusyukan. Jika tidak, maka desakan terhadap Walikota Wesli Silalahi untuk bertindak tegas akan semakin besar.
Selektifnews.com | Tim Redaksi