-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Pemberitaan SKT Soal Penyelundupan BBM: Pak Cik Supar Anggap Tidak Etis dan Menyesatkan

Redaksi
Jumat, 21 Februari 2025, Februari 21, 2025 WIB Last Updated 2025-02-21T00:54:42Z


Bangka Barat, Selektifnews.com - Pak Cik Supar menegaskan ketidaksetujuannya terhadap pemberitaan yang diterbitkan oleh media online Surat Kabar Terkini (SKT) terkait dugaan penyelundupan BBM jenis solar di dekat Pos Polairud dan Pos TNI AL. Jum'at (21/2/2025). 


Menurutnya, berita tersebut mengandung banyak ketidakakuratan serta melanggar etika jurnalistik.


Dalam klarifikasinya, Pak Cik Supar mengungkapkan bahwa dirinya merasa tidak nyaman dengan pemberitaan SKT yang menampilkan percakapannya dengan seorang yang mengaku bernama Sukarto, pimpinan media tersebut. 


Ia menjelaskan bahwa Sukarto mendatangi dirinya tanpa menunjukkan identitas atau kartu pers, lalu secara tiba-tiba meminta 'jatah' dengan alasan sudah dua bulan tidak menerimanya.


"Saya kaget dan bingung ketika Sukarto datang dan menanyakan soal jatah. Padahal dalam pemberitaan yang ia tulis, dia mengaku menolak uang jatah, yang jelas-jelas merupakan kebohongan besar," ujar Pak Cik Supar.


Ia menambahkan bahwa Sukarto justru pernah meminta uang secara langsung serta melalui perantara sebanyak Rp400 ribu pada November dan Desember 2024. 


Bukti transfer dan chat percakapan pun mengonfirmasi bahwa Sukarto telah menerima uang tersebut, namun tetap kembali meminta pada Januari 2025. Ironisnya, menurut Pak Cik Supar, Sukarto justru menerbitkan berita yang seolah-olah menggambarkan dirinya sebagai sosok yang bersih dan berintegritas.


"Lucunya, Sukarto menulis berita yang seakan-akan ia paling jujur. Bahkan ia menyebarkan rilis berita tersebut ke media lain untuk mencari dukungan. Dalam pemberitaannya, ia juga menyebut tim yang sebenarnya tidak ada. Faktanya, ia datang seorang diri, bukan bersama ratusan wartawan seperti yang ia klaim," tambahnya.


Pak Cik Supar juga menyoroti bahwa Sukarto mengaku bekerja di Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung saat bertemu dengannya. 


Percakapan mereka yang awalnya berlangsung dalam suasana santai, menurutnya, justru dimanfaatkan secara tidak etis oleh Sukarto. 


Ia menduga Sukarto merekam percakapan tersebut secara ilegal tanpa izinnya dan menggunakan materi tersebut untuk kepentingan jurnalistik dengan motif tertentu.


"Saat perbincangan terjadi, saya merasa percakapan berlangsung akrab. Namun anehnya, percakapan tersebut dimanfaatkan oleh Sukarto yang saya duga dalam kondisi terpengaruh narkoba. Ia merekam tanpa izin saya dan menyebarkannya ke media," katanya.


Terkait pemberitaan yang dianggapnya tidak etis, penuh kebohongan, dan hanya berdasarkan emosi, Pak Cik Supar meminta kepada Pimpinan Redaksi SKT untuk menerbitkan klarifikasinya agar publik tidak salah menilai. 


Ia juga berencana melaporkan permasalahan ini ke Dewan Pers di Jakarta guna menuntut hak-haknya sebagai pihak yang dirugikan oleh pemberitaan tersebut. (KBO Babel)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Entertainment

+

Opini

+