![]() |
Foto: Fine Art Museum - Algiers |
Pada abad ke-16, Laut Mediterania menjadi ajang pertempuran sengit antara berbagai kekuatan, termasuk Kekaisaran Ottoman, Spanyol, dan negara-negara Kristen Eropa lainnya. Salah satu tokoh paling legendaris yang mendominasi perairan ini adalah Barbarossa, seorang bajak laut yang kemudian menjadi Laksamana Agung (Kapudan Pasha) Angkatan Laut Kekaisaran Ottoman.
Asal-usul Barbarossa
Nama asli Barbarossa diyakini sebagai Khiḍr atau Khizr, dan ia berasal dari keluarga Muslim yang tinggal di Pulau Lesbos (Midilli dalam bahasa Turki), yang berada di bawah kendali Ottoman sejak 1462. Ayahnya, Yakup Ağa, adalah seorang tentara Ottoman yang berasal dari Turki, sedangkan ibunya diyakini keturunan Yunani yang masuk Islam.
Khiḍr memiliki tiga saudara laki-laki: Ishak, Aruj, dan Ilyas. Dua saudaranya, Aruj dan Ilyas, terlibat dalam dunia maritim lebih awal darinya. Awalnya, mereka adalah pedagang yang sering melakukan perjalanan di Mediterania. Namun, setelah kapal mereka diserang oleh Ksatria Santo Yohanes dari Pulau Rhodes, Ilyas terbunuh dan Aruj ditawan. Setelah berhasil melarikan diri, Aruj bertekad untuk membalas dendam terhadap musuh-musuhnya dan mulai beroperasi sebagai bajak laut.
Menjadi Bajak Laut yang Ditakuti
Khiḍr mengikuti jejak Aruj dalam dunia bajak laut. Mereka berbasis di Afrika Utara, terutama di pesisir Aljazair dan Tunisia, tempat mereka menyerang kapal-kapal Spanyol dan Portugal yang melintasi Mediterania. Karena keberanian dan keberhasilannya, Aruj mendapatkan julukan "Baba Aruj" (Ayah Aruj). Namun, orang-orang Eropa salah mengartikannya sebagai "Barbarossa" (Janggut Merah), karena janggutnya yang kemerahan. Setelah Aruj meninggal, julukan ini diwarisi oleh Khiḍr.
Barbarossa semakin terkenal setelah berhasil merebut kota Aljir dari Spanyol pada tahun 1516. Setelah itu, dia menguasai berbagai wilayah di pesisir Afrika Utara dan menjadikan wilayah itu sebagai pangkalan utama bajak laut Muslim. Keberhasilannya menarik perhatian Kekaisaran Ottoman yang saat itu diperintah oleh Sultan Selim I.
Menjadi Laksamana Kekaisaran Ottoman
Pada tahun 1518, setelah kematian Aruj dalam pertempuran melawan Spanyol, Khiḍr—yang sekarang lebih dikenal sebagai Barbarossa—mengambil alih kepemimpinan. Dia kemudian mengajukan kesetiaan kepada Ottoman, dan sebagai imbalannya, Sultan Selim I mengangkatnya sebagai Beylerbey (gubernur) Aljazair serta memberinya pasukan dan armada untuk memperkuat pertahanan Ottoman di Mediterania.
Pada masa pemerintahan Sultan Suleiman yang Agung, Barbarossa semakin berperan penting dalam angkatan laut Ottoman. Pada tahun 1533, Sultan Suleiman mengangkatnya sebagai Kapudan Pasha (Laksamana Agung), yang menjadikannya pemimpin tertinggi angkatan laut Ottoman. Dengan pasukan yang kuat dan sumber daya yang lebih besar, Barbarossa mulai memperluas pengaruhnya di Mediterania.
Kemenangan-kemenangan Besar Barbarossa
Sebagai Laksamana Ottoman, Barbarossa mencetak banyak kemenangan besar, termasuk:
1. Pertempuran Preveza (1538)
Salah satu kemenangan terbesar Barbarossa adalah dalam Pertempuran Preveza melawan armada Liga Suci yang terdiri dari Spanyol, Venesia, Kepausan, dan Genoa di bawah komando Andrea Doria, seorang laksamana Genoa yang bekerja untuk Kekaisaran Spanyol. Dalam pertempuran ini, Barbarossa menggunakan taktik cerdas untuk mengalahkan musuh yang memiliki lebih banyak kapal. Kemenangannya memastikan dominasi Ottoman di Mediterania selama beberapa dekade berikutnya.
2. Ekspedisi ke Italia dan Prancis
Selain berperang melawan Spanyol dan Venesia, Barbarossa juga menjalin aliansi dengan Raja Prancis, François I, yang saat itu berperang melawan Kekaisaran Romawi Suci di bawah Kaisar Charles V. Pada tahun 1543, atas permintaan François I, Barbarossa memimpin ekspedisi ke Toulon, Prancis, dan melakukan serangan terhadap pesisir Italia, termasuk Genoa dan Nice.
3. Penguasaan Wilayah di Afrika Utara
Barbarossa dan pasukannya berhasil mengusir pasukan Spanyol dari berbagai kota di pesisir Afrika Utara, termasuk Tunis dan Tripoli. Ini semakin memperkuat posisi Ottoman di kawasan tersebut.
Akhir Hidup dan Warisan
Setelah bertahun-tahun berperang, Barbarossa akhirnya pensiun di Istanbul dan menghabiskan masa tuanya di sebuah istana di Besiktas, yang menghadap ke Selat Bosporus. Dia meninggal pada tahun 1546 dan dimakamkan di Makam Barbarossa di Besiktas, yang hingga kini masih berdiri sebagai monumen sejarah.
Sebagai penghormatan atas jasanya, Kekaisaran Ottoman terus mengembangkan angkatan lautnya, dan nama Barbarossa tetap dikenang dalam sejarah sebagai salah satu laksamana terbesar yang pernah ada. Bahkan hingga saat ini, Angkatan Laut Turki masih merayakan warisannya, dan namanya sering digunakan untuk kapal-kapal perang modern.
Barbarossa bukan sekadar bajak laut biasa. Ia memulai kariernya sebagai perompak yang ditakuti, tetapi kemudian menjadi tokoh militer yang sangat dihormati. Berkat kepemimpinannya, Kekaisaran Ottoman berhasil menguasai Mediterania dan memperkuat posisinya sebagai kekuatan maritim utama abad ke-16. Warisannya masih terasa hingga hari ini, menjadikannya salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah angkatan laut dunia.