Pasangan Susanti Ronald |
Pilkada Siantar 2024 baru saja selesai, namun hasilnya mengejutkan banyak pihak. Susanti Ronald, salah satu kandidat kuat yang notabenenya incumbent awalnya digadang-gadang mampu memenangkan hati masyarakat, harus menerima kenyataan pahit kalah dalam kontestasi tersebut. Kekalahan ini tentu menjadi bahan evaluasi, baik bagi tim sukses maupun masyarakat yang sempat berharap pada kepemimpinan beliau.
𝗔𝗽𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗯 𝗞𝗲𝗸𝗮𝗹𝗮𝗵𝗮𝗻?
𝟭. 𝗠𝗶𝗻𝗶𝗺𝗻𝘆𝗮 𝗦𝘁𝗿𝗮𝘁𝗲𝗴𝗶 𝗞𝗮𝗺𝗽𝗮𝗻𝘆𝗲 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗘𝗳𝗲𝗸𝘁𝗶𝗳
Susanti Ronald dikenal sebagai figur yang memiliki rekam jejak baik, namun hal itu tidak cukup jika strategi kampanye tidak maksimal. Dalam banyak kesempatan, tim sukses tampak kurang inovatif dalam menjangkau semua lapisan masyarakat. Di era digital ini, kampanye tidak hanya soal turun ke lapangan, tetapi juga bagaimana menyentuh hati masyarakat melalui media sosial dan komunikasi yang relevan.
𝟮. 𝗞𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝗦𝗲𝗻𝘁𝘂𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗚𝗲𝗻𝗲𝗿𝗮𝘀𝗶 𝗠𝘂𝗱𝗮
Pemilih muda menjadi salah satu kelompok terbesar dalam Pilkada kali ini. Sayangnya, Susanti Ronald dinilai kurang mampu mendekatkan diri kepada generasi muda. Program-program yang ditawarkan tidak sepenuhnya mencerminkan kebutuhan dan harapan mereka, sehingga suara dari kelompok ini lebih condong kepada lawan politiknya yang lebih inklusif dan progresif.
𝟯. 𝗜𝘀𝘂 𝗞𝗲𝗽𝗲𝗿𝗰𝗮𝘆𝗮𝗮𝗻 𝗣𝘂𝗯𝗹𝗶𝗸
Meskipun memiliki pengalaman, Susanti Ronald tidak lepas dari sorotan beberapa isu yang mencederai kepercayaan publik. Isu-isu yang berkembang, meskipun belum tentu benar, berhasil dimanfaatkan oleh lawan politiknya untuk merusak citra Susanti di mata masyarakat. Dalam politik, persepsi publik sering kali menjadi penentu utama, dan dalam hal ini, Susanti Ronald gagal memulihkan kepercayaan tersebut.
𝟰. 𝗞𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴𝗻𝘆𝗮 𝗞𝗼𝗼𝗿𝗱𝗶𝗻𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗣𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶 𝗣𝗲𝗻𝗴𝘂𝘀𝘂𝗻𝗴
Dukungan partai politik sangat penting dalam memenangkan Pilkada. Namun, dalam kasus Susanti Ronald, koordinasi antara tim kampanye dan partai pengusung tampak tidak solid. Perbedaan pandangan di internal partai turut memengaruhi efektivitas mesin politik dalam menggalang dukungan di akar rumput.
𝟱. 𝗟𝗮𝘄𝗮𝗻 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗟𝗲𝗯𝗶𝗵 𝗞𝘂𝗮𝘁
Kandidat yang akhirnya memenangkan Pilkada Siantar 2024 menunjukkan kemampuan yang lebih unggul dalam merangkul berbagai elemen masyarakat. Dengan program yang jelas, kampanye yang efektif, dan kemampuan menghadirkan solusi nyata, mereka berhasil merebut hati rakyat.
𝟲. 𝗠𝗲𝗻𝗶𝗻𝗴𝗴𝗮𝗹𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗠𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴𝗸𝘂𝗹 𝗪𝗮𝗿𝘁𝗮𝘄𝗮𝗻
Salah satu kesalahan besar yang dilakukan adalah kurangnya perhatian kepada wartawan. Sebagai salah satu pilar informasi, wartawan memainkan peran penting dalam membangun citra dan menyampaikan pesan kepada masyarakat. Namun, Susanti dan timnya dianggap tidak merangkul, bahkan cenderung mengabaikan wartawan lokal. Hal ini menyebabkan minimnya pemberitaan positif dan mengurangi eksposur program-program yang diusungnya. Dalam politik, hubungan yang baik dengan media adalah salah satu kunci kesuksesan, dan ini menjadi kelemahan besar bagi Susanti.
𝗣𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗿𝗵𝗮𝗿𝗴𝗮
Kekalahan ini seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi Susanti Ronald dan timnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ke depan:
- Membangun hubungan yang baik dengan semua elemen masyarakat, termasuk wartawan.
- Memanfaatkan media digital untuk menyampaikan program secara luas dan efektif.
- Menyusun strategi kampanye yang inklusif, merangkul semua kalangan.
- Memperkuat koordinasi internal tim dan partai pengusung.
Kekalahan Susanti Ronald adalah cerminan dari beberapa kelemahan strategi dan hubungan politik. Namun, ini bukan akhir dari segalanya. Politik adalah perjalanan panjang, dan masih ada kesempatan di masa depan untuk bangkit dan belajar dari kesalahan.
Mari kita jadikan kekalahan ini sebagai momentum introspeksi, tidak hanya untuk Susanti dan timnya, tetapi juga untuk masyarakat yang menginginkan pemimpin terbaik. Perjuangan untuk membangun Siantar tetap harus berlanjut, siapa pun pemimpinnya. Harapan tidak boleh mati, karena perubahan yang lebih baik selalu dimulai dari langkah kecil hari ini.
Kesimpulan Akhir Penulis, Hampir semua yang diusung Gerindra Menang Telak, sedangkan yang diusung Golkar dan PDIP hampir semuanya kalah, apakah ada Settingan?
Wallahu a'lam bisshowab..
NB: Ini hanya ulasan dan opini penulis, tidak bermaksud mencari pembenaran atau mengklaim ini benar, bisa jadi kami salah menilai, jika ada yang salah mari kita diskusikan di kolom komentar
By: Zulfandi Kusnomo,C.PW,C.IJ,C.PR
Pemimpin Redaksi Selektifnews.com