Keterangan foto : Bak Limbah yang mangkrak diareal afdeling 2 kebun Rambutan. |
Serdang Bedagai, Selektifnews.com – Puluhan bak penampungan limbah yang dibangun di areal perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV Regional I Kebun Rambutan di Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, menjadi sorotan publik. Infrastruktur yang dibangun sejak tahun 2022 tersebut hingga kini terlihat mangkrak, menimbulkan dugaan pemborosan anggaran negara.
Puluhan bak penampungan limbah ini tersebar di afdeling 1 dan afdeling 2. Namun, hasil pantauan awak media pada Selasa (17/12/2024), bak-bak yang seharusnya difungsikan untuk menampung limbah pabrik kelapa sawit (PKS) tampak terbengkalai. Pada lokasi afdeling 1, bak-bak tersebut sudah lama tidak terisi air limbah, sementara kran pipa yang seharusnya menjadi saluran pengaliran terlihat berkarat, menandakan tidak pernah digunakan.
Kondisi serupa terlihat di afdeling 2. Pembangunan bak di lokasi ini, yang selesai tahun 2022 dengan pemasangan pipa pada 2023, diduga sama sekali belum pernah difungsikan. Di sekitar area ini, juga terlihat jeruji besi berwarna biru berukuran sekitar 2x2 meter yang menyerupai sebuah sel penjara, namun tidak jelas apa fungsinya.
Pengakuan dari Bagian Keamanan
Salah seorang anggota tim pengamanan kebun mengungkapkan bahwa bak-bak tersebut rencananya akan digunakan untuk menampung limbah dari kolam limbah PKS. Limbah itu nantinya akan dihisap menggunakan mesin dinamo dan dialirkan melalui parit yang telah disiapkan di sekitar pohon kelapa sawit, dengan tujuan menjadi pupuk organik bagi tanaman.
Namun, tim pengamanan juga mengakui bahwa bak di afdeling 2 belum difungsikan karena adanya kendala dari Dinas Lingkungan Hidup. "Tujuannya nanti limbah pabrik PKS itu untuk bisa menjadi pupuk ke kelapa sawit. Bak yang di areal afdeling 2 belum difungsikan karena ada kendala dari dinas lingkungan hidup," jelasnya.
Respons Pihak Terkait
Saat dikonfirmasi, Dedi, Mandor Teknik PKS PTPN IV Rambutan, menyatakan bahwa pembangunan bak tersebut bukan merupakan tanggung jawab tim teknik PKS, melainkan dikerjakan oleh tim teknik dari kebun. "Saya tidak tahu, Pak. Yang mengerjakan ini tim teknik Kebun Rambutan," ungkapnya melalui pesan WhatsApp.
Sorotan LSM
Menanggapi temuan ini, Kepala Bidang Intelijen dan Investigasi LSM Strategi, Roy Manurung, menyayangkan pembangunan bak yang mangkrak tersebut. Ia menduga ada unsur kesengajaan dari pihak PTPN IV Rambutan untuk menghamburkan anggaran negara, yang akhirnya merugikan keuangan negara.
"Adanya bak mangkrak ini menunjukkan buruknya perencanaan dan pengawasan. Kami berharap aparat penegak hukum (APH) menindaklanjuti dugaan kerugian negara ini," tegas Roy pada Kamis (19/12/2024).
Roy juga menyoroti persoalan perizinan lingkungan hidup yang menjadi alasan mangkraknya bak di afdeling 2. Ia menilai, proyek ini seharusnya diawali dengan kelengkapan dokumen perizinan terlebih dahulu.
"Seharusnya urus dulu izin, baru kemudian membangun bak limbah. Perencanaannya harus matang agar tidak menimbulkan pemborosan," ujarnya.
Buruknya Pengawasan Internal
Mangkraknya proyek bak limbah ini juga mencerminkan lemahnya pengawasan internal di tubuh PTPN IV Rambutan. Pihak Satuan Pengawas Intern (SPI), yang seharusnya berperan aktif dalam mengaudit dan memantau proyek-proyek perusahaan, dinilai gagal menjalankan tugasnya dengan baik.
Keberadaan bak-bak mangkrak ini menjadi bukti nyata perlunya reformasi tata kelola di perusahaan-perusahaan pelat merah agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Penulis: Endra Syah
Editor: Redaksi Selektifnews