Oleh: Zulfandi Kusnomo,C.PW,C.IJ,C.PR
Pemimpin Redaksi, Penulis, Konten Kreator, Aktivis
Dalam kehidupan bermasyarakat, tokoh publik memiliki posisi penting sebagai panutan. Sebagai figur yang dianggap memiliki pengaruh, tindakan, perkataan, bahkan unggahan di media sosial mereka selalu menjadi sorotan. Namun, sering kali terdapat ketimpangan antara citra yang ditampilkan di depan umum dengan perilaku pribadi yang jauh dari nilai-nilai moral. Hal ini menjadi perhatian serius, karena tokoh yang gagal menjaga integritasnya justru menjadi ancaman bagi kepercayaan masyarakat.
Peran dan Tanggung Jawab Tokoh Publik
Tokoh publik, baik dari kalangan pejabat, pemuka agama, akademisi, politisi, ketua partai, ketua ormas maupun selebriti, memiliki tanggung jawab moral yang besar. Mereka tidak hanya merepresentasikan diri mereka sendiri, tetapi juga sering kali dianggap sebagai wajah dari komunitas atau lembaga yang mereka wakili. Oleh karena itu, tindakan mereka—terutama di ranah publik—akan memiliki dampak yang lebih luas dibandingkan masyarakat biasa.
Tanggung jawab ini mencakup:
1. Menjadi Teladan
Tokoh publik diharapkan menjadi contoh yang baik, terutama dalam aspek perilaku, adab, dan tutur kata. Hal ini mencakup bagaimana mereka membawa diri, baik di dunia nyata maupun di dunia maya seperti media sosial.
2. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat adalah aset utama seorang tokoh. Ketika perilaku mereka mencederai kepercayaan ini, bukan hanya citra pribadi yang rusak, tetapi juga institusi atau kelompok yang mereka wakili.
3. Menyebarkan Nilai Positif
Kehadiran tokoh publik di media sosial memiliki potensi besar untuk menyebarkan nilai-nilai yang baik. Sebaliknya, jika mereka justru mempromosikan perilaku negatif, hal ini dapat merusak moral masyarakat.
Tantangan Etika di Era Media Sosial
Media sosial memberikan ruang bagi semua orang untuk berbicara dan berinteraksi, termasuk tokoh publik. Namun, kebebasan ini sering kali disalahgunakan. Tidak jarang kita melihat tokoh masyarakat yang:
- Membuat komentar kasar atau tidak pantas.
- Mengunggah konten yang menunjukkan gaya hidup tidak bermoral, seperti berjudi, mabuk-mabukan, atau terlibat dalam aktivitas yang merendahkan harkat dan martabat manusia.
- Menampilkan sikap sok suci di depan publik, namun kenyataannya justru terlibat dalam tindakan amoral seperti perselingkuhan, memelihara perempuan simpanan, atau aktivitas ilegal lainnya.
Ketidakkonsistenan ini tidak hanya menciptakan kebingungan di masyarakat, tetapi juga merusak norma-norma sosial yang seharusnya mereka jaga.
Konsekuensi dari Perilaku Tidak Bermoral
1. Kehilangan Kredibilitas
Begitu perilaku buruk seorang tokoh terbongkar, kredibilitas mereka akan runtuh. Masyarakat tidak akan lagi percaya pada nasihat atau pandangan mereka, bahkan jika hal tersebut benar.
2. Pembohongan Publik
Ketika seorang tokoh memproyeksikan citra yang suci dan terhormat di depan umum, tetapi di balik layar melakukan hal-hal yang bertentangan dengan nilai tersebut, mereka sebenarnya sedang melakukan pembohongan publik. Hal ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan masyarakat.
3. Kerusakan Sosial
Ketika tokoh publik mempromosikan atau menunjukkan gaya hidup yang buruk, hal ini dapat dianggap sebagai pembenaran oleh sebagian masyarakat. Apalagi jika tokoh tersebut memiliki banyak pengikut atau penggemar.
4. Merusak Reputasi Institusi
Tokoh yang mewakili lembaga tertentu, seperti institusi agama, pendidikan, atau pemerintahan, akan mencemari nama baik institusi tersebut jika perilakunya tercela.
Adab dan Etika yang Harus Dijaga Tokoh Publik
Untuk menghindari dampak negatif, seorang tokoh harus senantiasa menjaga adab dan etika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di media sosial. Berikut adalah beberapa pedoman yang sebaiknya diikuti:
1. Jujur dan Otentik
Jangan membangun citra palsu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kejujuran adalah dasar dari kepercayaan.
2. Hindari Perilaku Tidak Bermoral
Mabuk-mabukan, berjudi, dugem, melacur, atau terlibat dalam hubungan terlarang adalah tindakan yang tidak hanya melanggar norma, tetapi juga merusak reputasi pribadi.
3. Berbicara dengan Bijak
Perkataan yang dikeluarkan, baik secara langsung maupun di media sosial, harus dipikirkan dengan matang. Hindari kata-kata kasar, provokatif, atau menyinggung pihak lain.
4. Berikan Inspirasi Positif
Gunakan platform media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif, memotivasi masyarakat, dan memperjuangkan kebaikan serta tidak memprovokasi.
5. Tunjukkan Kesederhanaan dan Integritas
Kesederhanaan dalam gaya hidup dan konsistensi dalam memegang nilai-nilai moral adalah ciri tokoh publik yang dihormati.
Harus Menjadi Teladan yang Baik
Seorang tokoh publik harus menyadari bahwa pengaruh mereka membawa tanggung jawab besar. Dalam era di mana media sosial menjadi panggung utama interaksi masyarakat, menjaga kelakuan, adab bicara, dan etika sangatlah penting. Tidak ada ruang untuk berpura-pura suci di depan umum, sementara kehidupan pribadi dipenuhi dengan perilaku tidak bermoral.
Masyarakat membutuhkan tokoh yang tulus, jujur, dan mampu memberikan inspirasi. Oleh karena itu, setiap tokoh harus berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik, bukan hanya demi citra mereka, tetapi juga untuk kebaikan masyarakat secara keseluruhan. Integritas bukan hanya pilihan; itu adalah keharusan.