-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Kompetisi Politik di Tebing Tinggi: Adu Kapabilitas dan Rekam Jejak

Redaksi
Jumat, 08 November 2024, November 08, 2024 WIB Last Updated 2024-11-08T16:49:47Z


Tebing Tinggi, Selektifnews.Com -- Tebing Tinggi sedang menjadi pusat perhatian politik pada pilkada serentak tahun 2024. Kompetisi kali ini memperlihatkan ketimpangan yang cukup kentara antara para kandidat dalam hal pengalaman dan kapabilitas. KPU Tebing Tinggi telah menetapkan tiga pasangan calon untuk memperebutkan kursi Wali Kota dan Wakil Wali Kota, di mana masing-masing kandidat adalah ketua partai dari tiga partai besar yang berbeda. Pasangan nomor urut 1 diusung oleh Ketua Partai NasDem Tebing Tinggi, pasangan nomor urut 2 dari Ketua Partai Golkar, dan pasangan nomor urut 3 dari Ketua PDIP.


Salah satu pengamat yang turut memberi perhatian khusus adalah Muaz Hawary Nada, seorang analis politik internasional yang juga pengusaha, dengan latar belakang akademik di bidang hubungan internasional. Menurut Muaz, di Pilkada Tebing Tinggi ini terlihat perbedaan besar dalam kapasitas antar calon. Dia memberikan sorotan khusus terhadap perbedaan prestasi dan rekam jejak yang ada, serta mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya memilih pemimpin yang tepat untuk mengelola kota dengan penduduk sekitar 170 ribu jiwa tersebut.


Muaz memberikan contoh dari pengalaman dan prestasi calon nomor urut 1, Oki Doni, Ketua Partai NasDem yang berhasil mempertahankan kursi partainya di parlemen selama Pileg 2024. Di bawah kepemimpinannya, Partai NasDem Tebing Tinggi meraih suara terbanyak, sebuah pencapaian yang menunjukkan popularitas partai serta kekuatan dukungan akar rumput yang solid.


Sementara itu, calon nomor urut 2, Basyaruddin Nasution dari Partai Golkar, dinilai Muaz sebagai tokoh yang tidak hanya berhasil menambah jumlah kursi partainya di parlemen, tetapi juga merangkul kelompok masyarakat dengan lebih luas dan terbuka. 


“Basyaruddin membawa konsep politik yang lebih matang dan mampu melepaskan kesan politik feodalisme,” jelas Muaz. 


Strategi Basyaruddin yang memilih untuk mengedepankan nama-nama baru dalam jajaran fraksi partai di DPRD menandakan kemauan besar untuk mengkaderisasi generasi baru dan menghindari politik statis.


Namun, sorotan kritis Muaz jatuh pada calon nomor urut 3, Ketua PDIP, yang dinilainya belum menunjukkan hasil signifikan dalam karier politiknya di legislatif, meski pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD. 


“Jika kita bicara rekam jejak, kemampuan dalam menduduki kursi legislatif harusnya menjadi indikator penting untuk posisi seperti wali kota,” ujar Muaz. Baginya, kesenjangan pengalaman ini menjadi salah satu indikator yang tidak bisa diabaikan.


Muaz juga menyampaikan bahwa pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat Tebing Tinggi adalah figur dengan visi luas dan kemampuan yang sudah terbukti. Dia menekankan bahwa pemimpin seperti Basyaruddin Nasution, yang berani melepaskan jabatan Ketua DPRD demi ikut bertarung di eksekutif, adalah contoh pemimpin yang matang secara pribadi dan politik.


Dukungan Muaz untuk Basyaruddin – Erlis


Secara terbuka, Muaz menyatakan dukungannya untuk pasangan calon nomor urut 2, Basyaruddin – Erlis. Dukungan dari tokoh dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman sebagai analis politik ini dianggap memberikan pengaruh besar, terutama bagi kalangan pemilih muda. Muaz, yang selama ini dikenal sebagai sosok independen, menyatakan bahwa pilihannya untuk mendukung Basyaruddin didasari oleh pertimbangan yang kuat dan rasionalitas yang matang.


Muaz menilai bahwa Basyaruddin memiliki pemahaman yang luas tentang politik dan bisnis yang membuatnya mampu merancang kebijakan sektoral dengan baik. 


“Saya banyak kecocokan dengan visi beliau, terutama dalam pengembangan UMKM dan sektor bisnis yang memang sangat penting bagi kemajuan Tebing Tinggi,” ujarnya.


Muaz juga memuji keberanian Basyaruddin untuk meninggalkan zona nyaman sebagai Ketua DPRD dan memilih bertarung dalam ranah eksekutif. Menurutnya, ini menunjukkan kualitas kepemimpinan yang kuat dan keberanian untuk menghadapi tantangan baru.


Pentingnya Pemilih Muda Memilih Berdasarkan Rasionalitas


Sebagai bagian dari pandangannya yang kritis, Muaz mengajak pemilih muda untuk menjadikan Pilkada sebagai arena yang mendidik dalam menilai calon pemimpin. 


“Saya berharap para pemilih muda bisa melihat aspek-aspek yang lebih substansif. Jangan sampai pilihan hanya didasarkan pada emosi, fitnah, atau politik identitas yang tidak mendidik,” tegas Muaz.


Dia juga menekankan pentingnya independensi dalam pemilihan, dengan catatan bahwa independen tidak berarti netral. *“Independensi adalah ketika kita memiliki kebebasan penuh untuk memilih berdasarkan keyakinan kita tanpa dipengaruhi oleh pihak lain,”* jelas Muaz.


Mengakhiri pandangannya, Muaz berharap agar masyarakat bisa lebih memahami bahwa rekam jejak dan kapabilitas calon adalah faktor utama dalam memilih pemimpin. Dukungan yang ia berikan kepada pasangan Basyaruddin – Erlis dianggapnya sebagai bentuk kepercayaan atas kapasitas dan visi yang kuat bagi masa depan Tebing Tinggi.

Komentar

Tampilkan

Terkini