-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Ketua Aliansi Masyarakat Siantar Simalungun Bersatu Desak Pemerintah Tertibkan Pedagang Daging Babi di Jalan Merdeka

Redaksi
Sabtu, 19 Oktober 2024, Oktober 19, 2024 WIB Last Updated 2024-10-19T03:37:31Z


Pematang Siantar, Selektifnews.com — Ketua Aliansi Masyarakat Siantar Simalungun Bersatu Johan Arifin, mendesak Pemerintah Kota Pematang Siantar untuk segera menertibkan pedagang daging babi yang berdagang di sepanjang Jalan Merdeka. Johan menyampaikan bahwa pedagang daging babi seharusnya memiliki lokasi khusus di pasar dan tidak boleh berjualan di pinggir jalan atau disatukan dengan pedagang lainnya. Menurutnya, hal ini penting untuk menjaga keharmonisan di Kota Pematang Siantar yang dikenal sebagai wilayah multi-etnis dan multi-kultural.


Johan menyoroti fakta bahwa 45,90% dari penduduk Pematang Siantar adalah umat Muslim, yang tentunya memiliki sensitivitas terhadap produk-produk tertentu, termasuk daging babi. 


"Kota ini terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya. Sebagai masyarakat yang menghargai keragaman, kita harus mempertimbangkan keberadaan los khusus bagi pedagang daging babi agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat, khususnya umat Muslim," ungkap Johan Arifin dalam pernyataannya, Sabtu (19/10/2024).


Permintaan Penertiban Pedagang Daging Babi


Johan Arifin juga mendesak *PD PHJ, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)*, *Dinas Perdagangan*, dan pihak terkait lainnya untuk segera melakukan inspeksi dan menindak tegas pedagang daging babi yang masih berjualan di pinggir Jalan Merdeka. Ia berharap para pedagang tersebut dapat segera dipindahkan ke lokasi yang lebih sesuai, seperti di dalam pasar yang sudah memiliki fasilitas khusus.


"Penjual daging babi di sepanjang Jalan Merdeka perlu dilokalisasi ke tempat yang lebih sesuai," tegasnya. 


"Hal ini penting demi menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat, terutama umat Muslim yang merasa terganggu oleh keberadaan pedagang daging babi di ruang publik."


Keluhan Warga Muslim


Selain desakan dari Johan Arifin, keresahan juga disampaikan oleh beberapa warga Muslim di Pematang Siantar yang enggan disebutkan namanya. Mereka merasa tidak nyaman dengan kondisi di Jalan Merdeka, terutama saat terjadi kemacetan, di mana aroma amis dan percikan dari potongan daging babi bisa tercium atau bahkan terkena orang yang melintas.


"Saat macet, aroma amis dari daging babi sangat mengganggu, dan jika ada cipratan dari potongan daging yang terkena kami, sebagai Muslim kami harus mensucikan diri. Hal ini tentunya membuat kami resah," ujar salah satu warga.


Warga tersebut menambahkan bahwa keberadaan pedagang daging babi di area umum seperti ini tidak hanya menimbulkan masalah kebersihan dan kesehatan, tetapi juga menambah kemacetan lalu lintas, terutama pada jam-jam sibuk. Warga berharap agar Pemerintah Kota segera mengambil langkah tegas dalam menertibkan pedagang tersebut dan memindahkan mereka ke lokasi yang lebih tepat.


Isu Multikulturalisme di Pematang Siantar


Kota Pematang Siantar, sebagai kota dengan latar belakang multi-kultural, memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga keharmonisan antar kelompok masyarakat. Dengan populasi yang terdiri dari berbagai agama, suku, dan budaya, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang dibuat dapat diterima oleh semua kalangan tanpa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.


Johan Arifin menekankan bahwa penertiban pedagang daging babi bukan berarti diskriminasi terhadap satu kelompok tertentu, melainkan sebagai upaya untuk menghormati sensitivitas agama dan budaya masyarakat Pematang Siantar yang majemuk. 


"Kami bukan menolak keberadaan pedagang daging babi, tetapi kami ingin mereka ditempatkan di lokasi yang lebih tepat dan sesuai, mengingat di Pematang Siantar ada banyak warga Muslim yang memiliki ketentuan agama yang harus dihormati," lanjutnya.


Johan Arifin berharap Pemerintah Kota Pematang Siantar dapat segera merespon keluhan ini dengan tindakan nyata. PD PHJ, Satpol PP dan Dinas Perdagangan diminta untuk turun tangan segera melakukan pengawasan dan penertiban, serta memastikan bahwa pedagang daging babi di Jalan Merdeka mendapatkan tempat berjualan yang sesuai di pasar, yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.


"Kami berharap pemerintah segera bertindak untuk menjaga kenyamanan dan keharmonisan masyarakat. Pematang Siantar adalah kota yang kaya akan budaya dan tradisi, dan setiap elemen masyarakat harus dihormati serta dijaga," tutup Johan Arifin.


Warga muslim Pematang Siantar juga berharap agar permasalahan ini dapat segera diatasi. Mereka menilai penataan ulang lokasi pedagang daging babi dapat mengurangi keresahan yang mereka rasakan serta menciptakan lingkungan yang lebih tertib dan bersih.


Dengan adanya desakan dari masyarakat, besar harapan agar Pemerintah Kota Pematang Siantar segera mengambil langkah-langkah konkret demi menjaga kerukunan dan kenyamanan di wilayah yang dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang ini.


Direktur utama PD Pasar Horas Jaya Bolmen Silalahi, SP saat dikonfirmasi wartawan via WhatsApp messenger mengungkapkan bahwasanya pihaknya telah merencanakan relokasi dan sedang bernegosiasi dengan para pedagang.


"Terima kasih atas informasinya, yang pertama kita sudah pikirkan secara keseluruhan juga akan rencana relokasi yang akan dilakukan pemko dan PD PHJ," Ucap Bolmen, Sabtu (19/10/2024).


"Kemarin tanggal 18 oktober 2024 kita sudah laksanakan di ruang serba guna pemko Pematangsiantar, Pertemuan itu dilakukan bersama pjs walikota, sekda , OPD terkait , PD PHJ dan pedagang," sambungnya.


Lebih lanjut Bolmen Silalahi menjelaskan rencananya tempat relokasi di lapangan Eks Rumah Potong atau di Eks Terminal parluasan.


"Hanya saja hasil pertemuan itu pada pedagang masih menolak dengan keras untuk direlokasi," jelasnya.


"Jadi akan kita bahas lagi hasil pertemuan tersebut bagaimana penataan pedagang kalau masih berada di jalan merdeka termasuk menata pedagang babi sehingga tidak mengganggu dan mengakibatkan ketidak nyamanan dalam kerukunan hidup beragama," tandasnya.


"Jadi mohon bersabar dan mohon maaf karena kondisi ini," tutupnya.

Komentar

Tampilkan

Terkini