Pematang Siantar, Selektifnews.com – Komunitas Masyarakat Peduli Indonesia (KOMPI) menggelar pertemuan dengan Direktur Utama Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya (PD PHJ), Bolmen Silalahi, guna membahas isu keberadaan pedagang daging babi di Jalan Merdeka, pasca kebakaran yang menimpa Pasar Horas beberapa waktu lalu. Pertemuan ini berlangsung di ruang kerja Dirut PD PHJ dan dipimpin langsung oleh Komandan KOMPI, Henderson Silalahi, yang menyampaikan aspirasi masyarakat yang resah atas situasi yang terjadi.
Dalam pertemuan tersebut, Henderson Silalahi menyuarakan keluhan masyarakat yang menganggap bahwa keberadaan pedagang daging babi di Jalan Merdeka telah menyebabkan berbagai dampak negatif. Ia menyoroti bahwa selain memicu kemacetan yang semakin parah, kondisi tersebut juga menimbulkan kesan kumuh di area tersebut. Situasi ini, menurutnya, tak hanya mengganggu kenyamanan masyarakat, tetapi juga menimbulkan keberatan terutama dari kaum Muslimin yang merasa terganggu dengan lokasi penjualan daging babi yang berada di area yang padat lalu lintas.
"Kondisi jalan yang bertambah macet serta merusak estetika lingkungan, ditambah kesan kumuh yang timbul akibat aktivitas pedagang daging babi ini, menimbulkan banyak keberatan, terutama dari saudara-saudara Muslim yang tinggal di sekitar kawasan tersebut," ujar Henderson Silalahi.
Melihat situasi ini, KOMPI mengusulkan kepada Pemerintah Kota Pematang Siantar dan PD PHJ untuk segera mencari solusi yang bijaksana dan merealisasikan rencana relokasi pedagang daging babi tersebut. Henderson menekankan pentingnya relokasi tidak hanya untuk memperbaiki estetika dan kenyamanan, tetapi juga untuk menjaga toleransi antarumat beragama di Kota Pematang Siantar.
“Kami berharap pemerintah dan PD PHJ dapat segera merealisasikan relokasi pedagang ini demi menciptakan kenyamanan bersama dan menjaga kerukunan serta toleransi antarumat beragama di Kota Pematang Siantar,” tegas Henderson.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan KOMPI, Direktur Utama PD PHJ, Bolmen Silalahi, menjelaskan bahwa pihaknya sudah sejak awal memikirkan solusi relokasi bagi para pedagang daging babi ini. Namun, menurut Bolmen, hingga saat ini upaya tersebut belum mencapai titik kesepakatan dengan pihak pedagang, meskipun sudah ada sejumlah lokasi alternatif yang ditawarkan. Ia menambahkan bahwa PD PHJ telah mengusulkan opsi relokasi ke Rumah Potong Hewan dan Eks Terminal Sukadame, namun para pedagang daging babi keberatan dengan opsi tersebut.
"Kami sudah menyampaikan opsi relokasi ke Rumah Potong Hewan dan Eks Terminal Sukadame, namun sayangnya para pedagang masih keberatan dan menolak untuk dipindahkan ke lokasi-lokasi tersebut. Meski begitu, kami akan menjadikan masukan dari KOMPI sebagai pertimbangan tambahan untuk segera diwujudkan, karena memang ada lahan sepanjang 88 meter yang bisa dipakai untuk sekitar 38 pedagang babi," ujar Bolmen Silalahi.
Lebih lanjut, Bolmen mengaku bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait guna mencari solusi terbaik yang bisa diterima oleh semua pihak. Ia berharap bahwa permasalahan ini bisa segera menemukan jalan keluar yang tidak hanya memenuhi kepentingan para pedagang, tetapi juga menjaga kepentingan masyarakat secara keseluruhan, khususnya di sekitar kawasan Jalan Merdeka.
Bolmen menambahkan bahwa PD PHJ akan terus mengupayakan komunikasi yang intensif dengan para pedagang untuk mencapai titik temu yang saling menguntungkan. Selain itu, ia berharap agar masyarakat dapat bersabar sembari menunggu proses negosiasi yang sedang berlangsung. Menurutnya, rencana relokasi ini memerlukan pendekatan yang hati-hati untuk memastikan bahwa semua pihak, termasuk pedagang, pemerintah, dan masyarakat, dapat menerima hasilnya dengan baik.
Dengan adanya dialog terbuka antara PD PHJ dan KOMPI, diharapkan berbagai pihak bisa terlibat dalam solusi yang adil serta mendukung kenyamanan, kebersihan, dan kerukunan di Kota Pematang Siantar. Bolmen juga mengungkapkan komitmennya untuk mendukung upaya menjaga kerukunan dan toleransi di kota ini dengan mengedepankan prinsip saling menghormati dan bekerja sama.
Pertemuan yang juga dihadiri perwakilan dari Kodim 0207/Simalungun ini menunjukkan bahwa KOMPI sebagai perwakilan masyarakat berperan penting dalam menyampaikan aspirasi dan keluhan yang ada di lapangan. Di sisi lain, PD PHJ sebagai pengelola pasar juga tetap membuka diri terhadap masukan-masukan yang diberikan, agar ke depannya kebijakan yang diambil bisa berdampak positif dan memenuhi harapan semua pihak.