Toyota Sutan Indo dan Honda Arista Siantar yang terletak di Jalan Medan Pematang Siantar |
PEMATANG SIANTAR, SELEKTIFNEWS.COM - Dari sekian banyak bengkel mobil resmi yang ada di Kota Pematang Siantar, Toyota Sutan Indo dan Honda Arista Siantar yang terletak di Jl.Medan Pematang Siantar disinyalir tak punya tempat pengelolaan sementara (TPS) limbah mengandung B3 atau bahan beracun berbahaya.
"Baru dugaan sih, Toyota Sutan Indo dan Honda Arista Siantar ini kita duga tidak memiliki TPS B3," kata Ketua Aliansi Masyarakat Siantar Simalungun Bersatu Johan Arifin, Kamis (08/08/2024).
Selain tidak memiliki TPS B3, bengkel-bengkel itu juga disinyalir tak memiliki izin pengolahan air bawah tanah. Padahal, harusnya bengkel-bengkel itu harus memiliki TPS dan izin pengolahan air bawah tanah
Disinggung tindakan apa yang harus dilakukan terhadap bengkel-bengkel seperti itu, Johan mengaku tak bisa menindak. Sebab itu bukan ranahnya mengingat organisasinya hanya sebatas sosial kontrol di masyarakat.
"Paling kita hanya melakukan investigasi dan mengkonfirmasi pihak yang berwenang yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Kalau tindakan tegas, ya pihak Dinas Lingkungan Hidup yang memiliki wewenang," jelas Johan.
Lebih lanjut Johan menyebutkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematang Siantar seharusnya terus melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke setiap bengkel-bengkel itu untuk mengecek sekaligus sosialisasi perlunya TPS B3 dan izin pengelolaan air bawah tanah.
"Kegiatan (sidak) seperti itu harus sering dilakukan sebagai bagian dari pembinaan dunia usaha dan kalau bisa ajak wartawan agar jelas dan transparan," Pungkas Johan.
Manager Toyota Sutan Indo dan Honda Arista Siantar saat disambangi wartawan untuk mengkonfirmasi terkait hal ini tidak ada satupun yang bersedia menemui wartawan. Seolah memang ada hal yang sedang ditutupi.
Begitu juga dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematang Siantar Dedy Tunasto Setiawan dan jajarannya yang selalu menghindar bila awak media ingin mengkonfirmasi terkait hal ini. Ada dugaan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Pematang Siantar dan para pengusaha ini telah kongkalikong dan tidak mau terbuka ke publik.