-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Pangulu Rambung Merah Dinilai Arogan Dan Bobrok, Puluhan Mahasiswa Gelar Aksi Demo Dengan Berziarah Dan Lempar Telur Busuk

Redaksi
Selasa, 23 April 2024, April 23, 2024 WIB Last Updated 2024-08-25T16:29:39Z
Koordinator Gerakan Mahasiswa Peduli Lingkungan Andry Napitupulu


SIMALUNGUN, SELEKTIFNEWS.COM - Puluhan Mahasiswa yang mengaku tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Demokrasi yang di koordinatori oleh Andry Napitupulu menggelar aksi unjuk rasa didepan Kantor Pangulu Nagori Rambung Merah atas sikap dan tindakan Pangulu Tumpal Sitorus yang dinilai arogan serta kinerjanya yang bobrok, Selasa (23/04/2024).


Dalam orasinya, koordinator aksi Andry Napitupulu menyampaikan kekecewaannya dengan melakukan aksi tabur bunga dan melempar telur busuk serta meminta Pangulu Nagori Rambung Merah untuk segera mundur dari jabatannya. 


"Hari ini kami turun didepan kantor Panggulu Rambung Merah ini sebagai bentuk kemarahan mahasiswa yang telah dihina oleh PPK yang kecewa atas sikap arogansi dan intimidasi Bapak Tumpal Sitorus kepada saya, sehingga bunga yang kami tebar ini bentuk kekecewaan atas matinya jiwa kepemimpinan dari seorang kepala desa," ucap Andry Napitupulu.


Pada kesempatan tersebut, Muhammad Dimas Pramana selaku masyarakat kampung Jawa Huta V Rambung Merah juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pangulu Nagori Rambung Merah Tumpal Sitorus.


"Bukan hanya soal sikap arogannya saja, ini juga soal kondisi jalan dimana sudah 25 tahun kami warga disini selalu melewati jalan rusak, padahal kita ketahui bersama bahwa anggaran desa itu ada, terus kemana dibuat?," ungkap Dimas kesal.


Ungkapan kekecewaan terhadap Pangulu Nagori Rambung Merah Tumpal Sitorus juga dilontarkan oleh Robert Pardosi selaku Mahasiswa Magister HKBP Nomensen.


Robert menilai, Pangulu Nagori Rambung Merah tidak koperatif karena tidak berani menjumpai mahasiswa untuk melakukan dialektika terkait aspirasi mahasiswa dan masyarakat rambung merah.


"Pangulu sebagai pejabat pemerintahan di daerah tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sesuai dengan yang tertuang dalam permendagri nomor 82 tahun 2015 pasal 9 ayat 1 dan 2, mengenai pemberhentian sementara," ucap Robert.


Adapun tuntutan Aksi Mahasiswa adalah sebagai berikut: 

1. Mengecam tindakan Arogansi serta Intimidasi (gertakan) yang dilakukan Bapak Tumpal Sitorus selaku Kepala Desa Nagori Rambung Merah terhadap salah satu Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun.

2. Mendesak Kepala Desa Rambung Merah agar segera membangun Drainase/Parit serta perbaikan jalan sekitar kampung huta jawa atas janji kampanyenya.

3. Menduga bahwa Kepala Desa Rambung Merah melakukan penyelewengan anggaran desa.

4. Menduga Kepala Desa Rambung Merah mengalihkan BUMDES berupa Hampang yang dibuat dirumah kepala desa.

5. Menduga bahwa Kepala Desa Rambung Merah telah memecat gamot/perangkat desa dengan sepihak dan secara paksa dan SK gamot yang dipecat perlu dipertanyakan.

6. Menduga bahwa Kepala Desa telah melakukan Intimidasi (mencekek) terhadap salah satu gamot yang telah dipecat terbukti dari keterangan saksi yang bekerja di kantor pangulu.

7. Menduga Kepala Desa Rambung Merah telah menerima perdamaian terkait penganiayaan antara warga dan warga dengan jumlah sebesar 50jt.

8. Menduga bahwa Pangulu membekingi salah satu perusahaan jika perusahaan tersebut tidak memberikan setoran maka mobil truck perusahaan tersebut tidak diberikan masuk.

9. Dugaan penutupan jalan Rambung Merah yang dirantak oleh Pangulu.

10. Menduga lapangan Rambung Merah dijadikan aset mata pencaharian oleh Pangulu Rambung merah sedangkan lapangan tersebut aset desa.

11. Meminta dan mendesak Kepala desa Rambung Merah bapak Tumpal Sitorus agar segera membuat vidio klarifikasi permohonan maaf atas tindakan yang telah dilakukan kepada salah satu mahasiswa.

12. Meminta kepada Pangulu Rambung Merah agar segera turun dari jabatannya karena diduga telah melanggar kode etik sebagaimana yang diatur dalam UU dan hak serta kedaulatan ada ditangan masyarakat.


Hingga massa aksi bubar dan kepala desa tidak hadir untuk menanggapi tuntutan mahasiswa.


Diakhir, Mahasiswa menilai banyak kejanggalan yang terjadi karena Pangulu tidak berani menemui mereka.


"Kita sebagai mahasiswa menilai ada banyak kejanggalan dimana Pangulu tidak gentleman dan kurang bijak dengan tidak mau menemui kami, yang artinya segala tuntutan dan dugaan mahasiswa dan masyarakat benar adanya,"ujar Andry Napitupulu sembari membubarkan massa aksi dengan tertib.

Komentar

Tampilkan

Terkini