ROHUL SELEKTIFNEWS.COM - Puluhan Karyawan PT Torganda Batang Kumuh 1 yang ada di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) lakukan mogok kerja pada Senin (16/10/2023), sekira pukul 10:00 pagi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, tidak sedikit tenaga kerja yang melakukan mogok kerja tersebut, yakni mulai dari Afdeling 1 hingga Afdeling 10 turut melakukannya.
Mogok kerja itu dilakukan karena mereka tidak terima dengan aturan baru dari perusahaan yang dinilai merugikan pekerja.
Sembari melakukan mogok kerja, mereka juga melakukan protes dengan mendatangi kantor manajemen PT Torganda Batang Kumuh 1, agar aturan itu tidak diberlakukan.
Adapun beberapa tuntutan yang disampaikan para pekerja, antara lain terkait tanggal gajian yang diminta paling lambat tanggal 10 setiap awal bulan, menuntut pengembalian status basis karyawan yang telah dihilangkan perusahaan, menuntut agar kernek pekerja panen juga diberi pembayaran seperti sebelumnya (aturan baru meniadakan upah kernek), mereka juga meminta agar aturan pengupahan atau pembayaran gaji BHL (Buruh Harian Lepas) tetap seperti sebelumnya yakni pembaruan Rp.132.0000 per-HK (Hari Kerja) dan bukan seperti aturan baru yang memberlakukan pembayaran borongan per-hektare.
Ketika itu Manajer PT Torganda Batang Kumuh 1 Rohul, Bambang Sitorus, telah mendengar tuntutan para pekerja dan berjanji akan menyampaikan kepada pimpinannya.
"Keluhan kalian telah saya dengar dan saya terima. Sabar kalian, tunggu saya sampaikan kepada pimpinan perusahaan," ucapnya sembari menenangkan kerumunan para pekerja.
Ditengah suasana yang hampir tenang dan terkendali, terdengar teriakan dari dalam kantor PT Torganda Batang Kumuh 1 yang berbunyi, "Bodoh kalian semua". Sontak hal itu memicu amarah para pekerja yang protes dibawah panas teriknya matahari.
Ternyata suara tersebut berasal dari salah seorang satpam atau security PT Torganda Batang Kumuh 1 bernama Erwin Tobing. Ia tampak sepele dan tidak takut dengan amukan para pekerja, hingga akhirnya terjadi kerusuhan yang akhirnya membuatnya lari dan terusir dari tempat kejadian.
Akhirnya Bambang Sitorus selaku manajer mencoba menenangkan situasi dan meyakinkan kembali para pekerja agar bersabar menunggu hasil komunikasinya kepada atasan.
SH. BUULOLO/RED