MEDAN, SELEKTIFNEWS.COM - Universitas Sumatera Utara (USU) menyelenggarakan Prosesi Wisuda Periode IV Tahun Akademik 2022-2023 dengan total Wisudawan 4.189, pada Sabtu (02/09/2023).
Prosesi Wisuda di gelar selama empat hari mulai 30 Agustus hingga 2 September 2023 di Auditorium Universitas Sumatera Utara (USU).
Lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) Periode ini terdiri dari 1606 orang (61,66 % Pria) dan 2583 orang (38,34% Wanita).
Hingga saat ini jumlah lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebanyak 250.134 orang.
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Prof. Muryanto Amin kali ini menyinggung soal Gig Economi dalam Pidatonya yang bertemakan, "Pembelajar Tangguh dan Fenomena Pekerja Gig Economy."
Pidatonya kali ini untuk menyambung pidato pada Wisuda sebelumnya yang mengambil tema, "Megashift : Transformasi Mengatasi Masalah Menjadi Solusi di Dunia Industri."
Hampir semua manusia produktif di seluruh dunia tidak akan pernah menutup mata dan pikirannya untuk mengetahui, memahami dan merespons perubahan yang begitu sangat cepat terjadi dan sulit di prediksi, sebut rektor mengawali pidatonya.
Rektor menjelaskan revolusi digital, perubahan iklim dan dampak pandemi yang sering di sebut Triple Disruption menuntut kita semua untuk mengubah secara besar-besaran tata cara mengelola interaksi kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik dan lainnya.
Munculnya Fenomena Gig Economy menjadi salah satu dampak dari perubahan yang sedang terjadi di dunia industri dan mengharuskan lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) memiliki kemampuan menghadapi fenomena itu.
Menjadi sangat relevan, kami tidak akan pernah bosan menyampaikan tentang makna menjadi alumni Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai pembelajar sepanjang hayat, kata rektor.
Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) mengatakan dirinya telah berdiskusi dengan banyak alumni Universitas Sumatera Utara (USU) yang bekerja di industri berskala global dalam posisinya sebagai pegawai dengan berbagai status, pemilik usaha maupun pekerja lepas (freelance).
Mereka yang berprofesi sebagai pegawai menyampaikan mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya tidak harus berada di kantor, tetapi bisa di lakukan di mana saja dan kapan saja serta hasilnya harus sesuai dengan ukuran yang di tetapkan.
Sementara, alumni yang berprofesi sebagai pemilik usaha menyatakan ide dan pekerjaan akan selalu datang dari kemampuannya menawarkan solusi tentang masalah yang di hadapi oleh klien atau konsumennya.
Namun, yang menarik adalah alumni yang bekerja sebagai pekerja lepas yang menjelaskan mereka bekerja dengan waktu yang cukup ketat dan sering menerima lebih dari satu klien atau konsumen dalam waktu yang bersamaan.
Jenis pekerja lepas yang di sampaikan terakhir sekarang ini di sebut sebagai Fenemona Gig Economy yang sedang terjadi di dunia industri karena kemajuan teknologi digital.
Lebih adaptif, tidak membutuhkan proses administrasi yang panjang, performance oriented dan penghasilan yang menarik.
Gig Economy menjadi terminology dari jenis pekerjaan yang terus berkembang di era disrupsi, kemajuan teknologi digital dan menguatnya isu lingkungan.
Fenomena Gig Economy ini harus mulai disikapi serius agar dampak negatifnya bisa diantisipasi sedini mungkin.
Kita bisa memulainya dengan mengajukan pertanyaan apa yang di maksud Gig Economy dan bagaimana kita sebagai manusia produktif menghadapinya.
Terutama bagi kita semua para Wisudawan Universitas Sumatera Utara (USU) dan para orang tua yang hadir hari ini untuk merespon Fenomena Gig Economy ini, pesan Rektor Prof. Muryanto Amin.
Gig Economy, ujar Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), memiliki banyak manfaat karena pemberi kerja akan mencari akses keberbagai macam talenta pembelajar tangguh yang dapat mereka pekerjakan.
Ketika pemberi kerja tidak memilih atau mencari pekerja penuh waktu, mereka dapat merekrut pekerja dari Sector Gig Economy.
Pelajaran pentingnya adalah biasakan diri para Wisudawan Universitas Sumatera Utara (USU) untuk terus memiliki talenta berpikir sistematik dan kritis sebagai pembelajar tangguh.
Tidak perlu mempersoalkan dampak negative munculnya fenomena Gig Economy, karena akan merugikan kita sendiri.
Manfaatkan gig economy sebagai salah satu pilihan untuk melakukan banyak pekerjaan, bekerja dari mana saja tergantung pada pekerjaan tertentu, kebebasan dan fleksibilitas dalam rutinitas sehari-hari.
Manfaatkan kebiasaan diri sebagai native digital untuk mengelola kemajuan telecommuting dan otomasi serta potensi crowdsourcing yang tidak terbatas untuk menghadapi gig economy.
Pembelajar tangguh akan selalu melakukan ikhtiar dengan cara menawarkan inovasi untuk mengatasi masalah kemanusiaan di lingkungan kita.
Siklus itu akan berjalan secara terus-menerus yang akan membuat para Wisudawan menjadi alumni yang selalu di perhitungkan dunia industri, katanya.
Sebagai kampus terbaik, USU telah melakukan berbagai penataan program selama 2 tahun terakhir dan terus berlanjut tanpa henti agar menghasilkan alumni yang product knowledge based.
Program layanan Tri Dharma yang diberikan USU menjadi bagian untuk menciptakan pembelajar dalam menghadapi dunia kerja termasuk fenomena gig economy.
USU telah meraih Akreditasi Unggul Tahun 2022, telah memiliki standar sebagai universitas berkelas dunia (world university ranking) peringkat 1.201 QS WUR Tahun 2023, peringkat 451 versi QS AUR Tahun 2023, peringkat 1.501 THE WUR Tahun 2023, urutan 5 terbaik PT di Indonesia versi Schimago Rank Tahun 2023, naik peringkat dari urutan 28 ke 12 PTN di Indonesia versi Webometric Tahun 2023, Penilaian A untuk SAKIP Tahun 2023
USU di tahun 2023 ini akan melaksanakan Program Enhanching Quality Education for International University Recognition (EQUITY) sebagai ikhtiar untuk mencapai peringkat 500 universitas berkelas dunia.
Proses perbaikan penilaian dari berbagai lembaga di tingkat nasional dan internasional tersebut menjadi penguat bahwa adaptasi Tri Dharma di Universitas Sumatera Utara sedang berjalan sesuai rencana yang telah di tetapkan, bahkan beberapa indikator mengalami proses kemajuan lebih cepat dari rencana semula.
Oleh karena itu Program EQUITY menjadi sangat penting untuk perbaikan dalam learning process seperti kurikulum, metode belajar, integrasi Tri Dharma (pendidikan, penelitian/publikasi, dan pengabdian masyakarat), serta perbaikan sarana/prasarana pembelajaran yang akan terus mengalami transformasi dari cara-cara lama menjadi cara baru yang inovatif.
Kesemuanya dilakukan agar alumni Universitas Sumatera Utara menjadi pembelajar tangguh sepanjang hayat dan mampu mengelola fenomena gig economy untuk kesejahteraan dirinya, bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya.
USU yang mengelola jumlah mahasiswa sebanyak 39.644 orang dan telah menghasilkan alumni sebanyak 250.134 orang, harus tetap bergerak secara kolaboratif atau bergotong royong dengan berbagai stakeholder lainnya agar alumni yang dihasilkan cepat diserap oleh industri.
"Kami memerlukan bantuan dari seluruh masyarakat yang akan mempercepat transformasi USU menjadi perguruan tinggi yang di segani di dunia internasional. Lulusan yang dihasilkan USU mampu menjadi pembelajar tangguh tanpa henti," kata rektor.
"Sekali lagi, kami sangat yakin, lulusan USU mampu mengikuti dan mendalami perannya menghadapi fenomena gig economy selama bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya," ujar rektor.
Dukungan dan doa dari masyarakat termasuk orangtua wisudawan sangat penting bagi kami agar penyelenggaraan Tri Darma di USU mampu menghasilkan Generasi Emas Indonesia.
Demikian pesan penting yang di sampaikan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU). "Saya ingin menyampaikan quote of the day, di hari yang paling berbahagia ini "Aku ingin punya suatu hari yang tidak mengkhawatirkan masa depan atau memikirkan masa lalu," tutup rektor.