PEMATANG SIANTAR, SELEKTIFNEWS.COM - Masalah Keberadaan odong-odong yang dianggap masyarakat sangat mengganggu masih terus bergulir dan semakin menarik untuk diulas.
Pasalnya keberadaan odong-odong hingga hari ini tidak juga ditertibkan oleh para stakeholder yang ada.
Berdasarkan pantauan wartawan di seputaran taman bunga setiap harinya masih banyak odong-odong yang beroperasi padahal diduga kuat hampir semuanya melanggar kesepakatan yang telah disepakati.
Salahsatu pelanggaran yang jelas terlihar adalah musik yang diputar oleh mereka yakni musik dugem dan volumenya yang diluar batas kewajaran. Padahal Berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat beberapa waktu yang lalu seharusnya mereka hanya boleh memutar lagu anak-anak ataupun lagu-lagu religi dengan volume yang pelan. Lalu mengapa mereka tidak diamankan atau ditertibkan oleh dinas-dinas terkait atau pihak kepolisian?
Ada dugaan mereka berani melanggar kesepakatan dan mengabaikan semuanya karena mereka merasa telah menyetorkan sejumlah upeti yang jumlahnya tinggi.
Hal ini berdasarkan komentar sebuah akun facebook @mulx xxx xxxxxxx saat tim redaksi memposting pemberitaan terkait odong-odong.
Dalam komentar tersebut akun Facebook mulx xxx xxxxxxx menyebutkan bahwasanya mereka telah membayar iuran tinggi dimana mereka meyakini pasca menyetorkan iuran itu artinya mereka mendapatkan izin untuk beroperasi.
"yg punya odong2 itu
jg kwn2 kt bos,iuran
permalamnya tinggi,apalagi HR
besar,berarti dizinkn.hmy maslh teknis keselatan z yg dibenahi bos,yg bandel, kandangkn.hny itu hiburan masyarakat bwh bosq,bnyk yg lbh mengganggu droada itu," tulis akun tersebut di kolom komentar.
Kalau redaksi tidak salah mengartikan begini kira-kira isinya,
"Yang punya odong-odong-odong itu
juga kawan-kawan kita bos, iuran
permalamnya tinggi, apalagi di hari
besar, berarti diizinkan. Hanya masalah
teknis keselamatan saja yang harus dibenahi
bos, yang bandel, kandangkan. Hanya itu
hiburan masyarakat bawah bosku, ,banyak yang lebih mengganggu daripada itu".
Penasaran dengan komentar tersebut, lalu tim wartawan pun bertanya kemana aliran iuran itu disetorkan.
"Kemana aliran
iurannya boz..kalau boleh tau?," tulis wartawan bertanya ke akun tersebut.
Akun facebook @mulx xxx xxxxxxx pun menjawab,
"Abang-abang ini kan orang-orang hebat, pintar dan jenius semua, gak
mungkin aku ngajari ikan
berenang he..he..he," jawabnya disertai emoticon tertawa.
Untuk menguji kebenaran komentar yang disampaikan oleh Akun facebook @mulx xxx xxxxxx tersebut tim redaksi pun mengkonfirmasi beberapa sumber.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Pematang Siantar Julham Situmorang saat dikonfirmasi wartawan terkait kebenaran informasi yang beredar tersebut via WhatsApp messenger, Selasa (30/05/2023) tidak memberikan jawaban sama sekali.
Sedangkan Kasatpol PP Kota Pematang Siantar Pariaman Silaen yang dikonfirmasi wartawan terkait kebenaran informasi tersebut via WhatsApp messenger, Selasa (30/05/2023) juga hanya dibaca saja.
Sementara itu Kasat lantas Polres Pematang Siantar AKP Relina Lumbagaol saat dikonfirmasi wartawan terkait kebenaran informasi tersebut juga tidak menggubris pertanyaan wartawan.
Dan terakhir Kapolres Pematang Siantar AKBP Fernando, SIK yang juga dikonfirmasi oleh wartawan terkait kebenaran informasi tersebut lagi-lagi bungkam.
Tidak satupun stakeholder di Kota Pematang Siantar ini yang mau menjawab konfirmasi wartawan terkait desas desus yang beredar masalah tingginya iuran yang disetorkan oleh Para pengusaha odong-odong. Ada apa dengan mereka?
Mengapa mereka tidak mau menjawab pertanyaan publik?
Apakah memang benar ada upeti sehingga para pengusaha odong-odong ini merasa kebal hukum dan merasa diizinkan untuk merajalela di Kota Pematang Siantar ini.