PEMATANG SIANTAR, SELEKTIFNEWS.COM - Larangan terhadap odong-odong beroperasi di jalan raya sebenarnya sudah harus diberlakukan di Kota Pematang Siantar. sejak lama.
Namun demikian di Kota Pematang Siantar para stakeholder masih saja membiarkan Odong-odong ini beroperasi secara bebas dan terkesan terjadi pembiaran. Mulai dari Satlantas, Dinas Perhubungan hingga Satpol PP seakan memberikan ruang kepada para pemilik odong-odong untuk tetap beroperasi dengan berbagai dalih dan alasan tanpa menghiraukan dampak yang akan ditimbulkan oleh kehadiran odong-odong ini.
Selain menimbulkan keresahan para pengguna jalan karena menimbulkan kemacetan, Kota Pematang Siantar yang seharusnya indah dipandang mata jadi terlihat semrawut dan terkesan seperti Kota barbar yang tidak memiliki aturan.Ditambah lagi dengan jika para odong-odong ini melebihi kapasitas penumpang, kerap terjadi kecelakaan hingga menelan banyak korban jiwa seperti yang terjadi di beberapa daerah. Ironinya para penumpang yang mayoritas ibu-ibu dan anak-anak ternyata banyak yang diduga tidak mengetahui ketentuan di jalan raya.
Apalagi dengan kendaraan modifikasi yang tidak sesuai pabrikan atau SNI, tentu sebenarnya akan banyak menimbulkan resiko.
Ya, memang selama ini odong-odong dijadikan salah satu alternatif kendaraan hiburan murah meriah dengan tarif Rp 5000 s/d Rp.10.000 bagi anak-anak dan orangtua. Padahal resiko yang akan ditimbulkan saat dijalan raya cukup fatal, bisa membahayakan orang lain dan penumpang.
Dengan kendaraan rakitan harga sekitar Rp.30 juta sampai 75 Juta, dalam sehari diduga mereka bersih bisa menghasilkan sekitar Rp 100.000/hari. Odong-odong di Kota Pematang Siantar biasanya mangkal di seputaran taman bunga tepatnya di sepanjang Jalan WR Supratman yang mana terkadang menimbulkan kemacetan parah ditambah lagi maraknya para pedagang K5 yang sengaja dibiarkan oleh Satpol PP Kota Pematang Siantar. Yang menjadi pertanyaan kita semua, mengapa para stakeholder ini tidak mau menertibkan odong-odong dan para pedagang K5 Di seputaran kawasan taman bunga dan Jalan WR Supratman, ada apa ini?
Untuk itu, berikut ada 6 alasan mengapa odong-odong harus ditertibkan.
1. Diduga tidak memiliki sabuk pengaman.
Odong-odong yang biasa ada di jalanan adalah berbentuk mobil. Jika kendaraan lain sopir dan penumpang mengenakan sabuk pengaman, berbeda dengan odong-odong yang diduga tidak disediakan sabuk pengaman. Tentu pengamanan yang tidak lengkap membuat sopir dan penumpang bisa mengalami kejadian naas di jalan karena tak ada sabuk pengamannya.
2.Terbuka Tidak Ada Kaca.
Desain sederhana odong-odong kebanyakan tidak ada kaca yang bisa dijadikan pelindung bagi sopir dan penumpang odong-odong. Tentu hal itu sangat membahayakan penumpang dan sopir. Sebab jika terjadi benturan, maka tidak ada pelindung atau penghalang sehingga orang yang di dalam odong-odong bisa terlempar keluar dari odong-odong.
3.Suara musik terlalu keras dan mengganggu ketertiban umum.
Bukan odong-odong namanya kalau selama dalam perjalanan tidak menyetel musik dengan volume suara keras. Sebab lagu-lagu itu bisa jadi hiburan bagi penumpang yang naik odong-odong. Biasanya lagu yang sering diputar di odong-odong adalah lagu anak-anak. Karena suara musik kencang membuat sopir tidak fokus dengan keadaan sekitarnya sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan.
4. Penumpang kebanyakan anak kecil.
Penumpang odong-odong mayoritasnya adalah anak kecil. Kadang ada anak yang ditemani orangtuanya, tetapi ada juga anak-anak yang sendirian naik. Jika tidak ditemani orangtua, anak kecil bisa saja melakukan hal-hal yang menyebabkan dirinya kecelakaan, misalnya tidak berpegangan tangan atau tiba-tiba melompat keluar odong-odong.
5. Menimbulkan Kemacetan.
Bentuk odong-odong yang memanjang dan memakai kereta gandengan berpotensi mengganggu pengendara lain yang melintas dijalan raya serta menimbulkan kemacetan. Tentu hal ini juga meresahkan masyarakat dan para pengendara lain.
6. Bodynya tidak kuat dan mudah ringsek.
Body odong-odong mudah ringsek jika terjadi benturan. Sebab kekuatan bodynya tidak sekuat kendaraan lain seperti mobil atau bus. Bayangkan saja jika odong-odong tertabrak mobil, seperti apa bentuknya setelah terseret beberapa meter ditambah lagi kurang amannya bentuk desain body odong-odong ini.