-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Opini: Menjelang Lebaran Bantu Daya Beli Masyarakat, Seharusnya Tol Digratiskan

Redaksi
Sabtu, 15 April 2023, April 15, 2023 WIB Last Updated 2023-04-16T21:30:53Z

 


Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP


“Jumlah pemudik capai 123 juta ! Insyaallah tak ada masalah karena semua sudah diatur” demikian harapan Presiden Jokowi yang disampaikan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2023).


Entah apa yang menjadi dasar prediksi Presiden tersebut. Namun melihat manajemen penanganan mudik saat ini, seharusnya Pemerintah perlu panik. Pasalnya adalah tidak ada perubahan signifikan dalam manajemen penanganan mudik, tidak ada ruas jalan raya baru mudik, tidak ada moda transportasi laut baru dan tidak ada penyebrangan baru yang berbeda dari tahun 2022 kemarin.



Prediksi Pemudik mencapai 123 juta itu artinya hampir 50 persen penduduk Indonesia pergi ke kampung halamannya. Ini adalah travel rutin tiap tahun terbesar dalam sejarah migrasi bangsa Indonesia.


Paska Covid19, sampai 2022 lalu, Mudik lebaran selalu diwarnai kemacetan panjang di ruas tol. Hal ini disebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang melakukan perjalanan pulang kampung secara serentak, sehingga menyebabkan peningkatan volume kendaraan di jalan raya dan tol dan kemacetan panjang pun yang terjadi.



Untuk mengurangi kepadaan arus mudik, BUMN PT Jasa Marga (Persero) Tbk memberikan diskon 20% untuk jalan tol Jakarta-Cikampek dan Tol Cipularang-Bandung, Minggu besok (16/4/2023) hingga Selasa, 18 April 2023 pukul 06.00 WIB.


Diskon tersebut diharapkan publik menggunakan 3 hari tersebut untuk mudik sehingga mengurangi puncak kemacetan pada Rabu (H-4), Kamis (H-3), Jumat (H-2) dan Sabtu (H-1). Sayangnya untuk arus mudik diskon hanya berlaku 3 hari dan tidak dimasa puncak arus mudik.



Diskon tersebut tidak akan mengurai kemacetan pada puncak mudik. Dengan kenaikan pemudik sampai 45 persen dari 86 juta menjadi 123 juta orang pada 2023 ini, kemacetan mudik tahun ini diprediksi menjadi yang terparah karena ketiadaan kebijakan baru yang mampu mengantisipasi kemacetan tersebut.


Begitu juga dengan arus balik. Karena Diskon 20 persen arus balik diberikan pada Kamis, 27 April 2023 pukul 06.00 WIB hingga Sabtu, 29 April 2023 pukul 06.00 WIB dimana tidak dalam puncak arus balik. Maka kebijakan diskon juga tidak mampu mengurangi kemacetan pada tahun ini.




Apa yang seharusnya dilakukan untuk Mengurangi Kemacetan?


Pemberian diskon 20 persen Jasa Marga untuk Tol di hari luar puncak arus mudik dan arus balik memberikan kesan bahwa Jasa Marga dan pengelola jalan tol lainnya memang ingin mengeruk untung berlipat di masa lebaran 2023 daripada ingin mengurai kemacetan. Padahal sebagai BUMN seharusnya mereka membantu memikirkan mengurai kemacetan diatas kepentingan profit semata.


Kemacetan parah biasa terjadi pada H-5 yaitu jatuh pada Senin (17/4) sampai H+7 lebaran atau Sabtu (29/4). Puncak kemacetan berdasarkan pengalaman tahun lalu adalah H-3 untuk arus mudik dan H+5 untuk arus balik. Untuk menghindari kemacetan parah terutama di pintu penyebrangan Kapal di pelabuhan ratu dan Tol ke arah timur Jakarta maka seharusnya pemerintah menggratiskan jalan TOL.




Kapan tol gratis sebaiknya diberlakukan?


Program menggratiskan jalan tol hendaknya jangan dilakukan satu atau dua hari melainkan dalam periode kisaran puncak arus mudik dan arus balik. Memberikan jalan tol Rp nol Rupiah seharusnya diberikan dari Senin (17/4) sampai Selasa 25/4 atau H-5 sampai H+2.


Pihak Jasa Marga memperdiksi bahwa Puncak arus mudik di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Km 66) diperkirakan akan jatuh pada H-3 atau pada Rabu, 19 April 2023, Sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+2 atau pada Selasa, 25 April 2023.


Karena periode Puncak mudik Rabu 19/1 dan Puncak Balik Selasa 25/4 maka tepat bila penggratisan tol mulai Senin 17/4 sampai Selasa 25/4.



Tarif Tol NOL Rupiah Baik untuk Mengurai Kemacetan dan Membantu Pertumbuhan Ekonomi


Jalan tol yang gratis pada waktu puncak kemacetan yaitu pada H-5 sampai H+7 akan membantu publik berkendara lebih fleksibel di luar waktu kemacetan. Bagi pekerja ASN yang cuti mudiknya mulai senin mereka akan memilih di senin 17/4, mereka akan menikmati tol yang gratis. Bagi pekerja swasta yang waktu cutinya baru diberikan menjelang hari lebaran, mereka mudik H-1 dimana masih dalam waktu Tol Gratis juga.


Selain dapat mengurangi kemacetan, pemberian tol gratis juga untuk membantu beban masyarakat dan meningkatkan daya beli masyarakat. Ekonomi 2023 diprediksi melemah sehingga pemberian tol gratis merangsang publik untuk spending terutama bagi kalangan menengah bawah dimana cost transportasi mereka dapat berkurang dan akhirnya spending dapat meningkat 10-25%.



Strategi seperti ini bermanfaat doubel selain mengurangi kemacetan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


Kebijakan memberikan tarif NOL bagi ruas jalan tertentu juga terjadi Di China pada tahun baru imlek, dan di AS pada Tahun Baru dan Natal. Selain untuk mengurai kemacetan, pemberian jalan tol gratis juga dimaksudkan untuk membantu meningkatan daya beli masyarakat.


BUMN Pengelola Tol jangan serakah, alih-alih hanya memberikan diskon kecil di luar arus puncak mudik dan arus balik, sebaiknya mereka mengratiskan jalan tol.


Para pemangku kepentingan perlu memikirkan ulang kebijakan diskon tol dengan menggratiskan tol. Presiden bersama Menhub, MenPUPR dan MenBUMN perlu mencari jalan mengurai kemacetan parah di tengah lonjakan pemudik 123 juta penduduk tahun 2023 sekaligus membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah kelesuan ekonomi 2023.


*) Ekonom Dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta dan CEO Narasi Institute

Komentar

Tampilkan

Terkini