MOSKOW, SELEKTIFNEWS.COM - Pertemuan Pemimpin China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow menghasilkan penguatan persahabatan antara kedua negara. Kedekatan kedua raksasa ini dikhawatirkan Barat akan meningkatkan eskalasi serangan ke Ukraina.
Di sisi lain, Barat terus bergerak menopang Ukraina melawan invasi Rusia dengan bantuan keuangan ratusan triliun rupiah dan pengiriman tank tempur yang lebih cepat, serta amunisi.
Hari kedua kunjungan Xi Jinping ke Moskow pada Selasa, 21 Maret 2023, menampilkan keakrabannya dengan Putin. Mereka menyebut satu sama lain sebagai teman baik, dan menjanjikan kerja sama ekonomi.
Keduanya menggambarkan hubungan negara mereka sebagai yang terbaik yang pernah ada.
Pernyataan bersama mencakup tudingan bahwa Amerika Serikat merusak stabilitas global dan NATO menerobos masuk ke kawasan Asia-Pasifik. Putin memuji Xi atas rencana perdamaian untuk Ukraina yang dia usulkan bulan lalu dan menyalahkan Kyiv dan Barat karena menolaknya.
Tetapi Xi, yang akan meninggalkan Moskow pada Rabu, 22 Maret 2023, hampir tidak menyebutkan konflik tersebut. Dia mengatakan bahwa China memiliki "posisi tidak memihak" di dalamnya.
Menanggapi pertemuan tersebut, Gedung Putih mengatakan posisi Cina tidak memihak. Washington mendesak Beijing untuk menekan Rusia agar mundur dari wilayah kedaulatan Ukraina untuk mengakhiri perang.
Barat telah berusaha untuk mengisolasi Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina. Putin menghadapi surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan sanksi global terhadap pemerintah dan ekonominya.
Barat Kirim Uang dan Tank ke Kyiv
Di Washington, Dana Moneter Internasional (IMF), sebuah badan PBB yang dikendalikan Amerika Serikat, mengumumkan telah mencapai kesepakatan awal dengan Kyiv mengenai paket pinjaman empat tahun sekitar $15,6 miliar atau sekitar Rp 238 triliun. IMF telah negosiasi berbulan-bulan untuk bantuan ini.
Uang itu akan membantu menopang Ukraina, yang telah mengalami kerusakan parah pada infrastruktur dan ekonominya selama invasi Rusia setahun terakhir. IMF memperkirakan ekonomi Ukraina akan menunjukkan pertumbuhan pada 2023 sebesar -3 persen hingga 1 persen.
Secara terpisah, Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder kepada wartawan mengatakan Amerika Serikat bermaksud untuk mempercepat pengiriman 31 tank tempur Abrams ke Ukraina sebelum musim gugur.
Menurut seorang ajudan kongres yang diberi pengarahan tentang topik tersebut, ini akan terjadi sekitar satu tahun lebih cepat dari jadwal yang diantisipasi ketika Washington menjanjikan tank tersebut pada bulan Januari. Kyiv menuntut kendaraan tersebut serta perangkat keras militer Barat canggih lainnya.
Pentagon mengatakan keputusan untuk mengirim varian tank yang dapat berjalan dengan bahan bakar diesel seperti kebanyakan armada Ukraina memungkinkan pengiriman lebih cepat.
Presiden Volodymyr Zelensky sekali lagi memohon sekutu Ukraina untuk memberikan lebih banyak bantuan militer termasuk amunisi dan melakukannya tanpa penundaan.
“Salah satu pertanyaan yang selalu mendapat perhatian penuh adalah pasokan amunisi, dukungan dari mitra kami. Ukraina mengharapkan peningkatan pasokan yang kami butuhkan - dan kami membutuhkannya sekarang,” katanya dalam pidato video pada Selasa, (21/03/2023).
Negara-negara Uni Eropa pada hari Senin berjanji untuk mengirim 1 juta peluru artileri ke Ukraina, yang menggunakan amunisi lebih cepat dan banyak daripada yang dapat disediakan oleh Sekutu.
Sumber: Reuters/Tempo.Co