Oleh : Dr. Wazri A. Afifi, MBA, MICR
Kordinator Perantau Minang Benua Amerika (Kanada, AS, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan)
Sekitar 276 juta jiwa dikurangi pengkhianat adalah bangsa yang tidak bodoh, kami yakin bisa menganalisa segala gerak hati dan niat serta langkah jahat para pengkhianat bangsa walau kerumitannya terlalu canggih seperti semut hitam diatas batu hitam yang bergerak ditengah malam gelap gulita, kami masih dapat mengetahuinya, ibarat pepatah: "Ikan melesat dalam air kami tahu mana yang ikan jantan dan mana yang ikan betina".
Ini sekadar tuan mengetahuinya hal ini bukan untuk membanggakan diri tapi ilmu untuk tua agar tuan tidak terlalu jauh dan tega melangkahi mayat-mayat kami.
Kami bangsa Indonesia dikirim kedunia mempunyai hak hidup yang sama denga tuan seperti hak berpikir untuk tidak menjadi korban dari strategi jahat siapapun .
Tuan, walaupun kita sama anak cucu Adam namun kita sungguh berbeda , kami mencintai seluruh bangsa Indonesia mulai dari awal diciptakan sampai hari Kiamat dimana pengabdian kami tidak akan pudar.InsyaAllah.
Tuan, kami tidak meminta yang diluar nalar tapi hanya mengharap pengertian tuan untuk tidak hidup selalu menyusahkan pikiran anak bangsa yang tidak pernah merasakan hak mereka dihargai dalam peradaban masyarakat dunia karena setiap waktu dijadikan korban ambisi para pengkhianat yang suka merubah tatanan undang-undang berdemokrasi, yang tidak malu mempermainkan kesepakatan bersama dari sekitar 270 juta ciptaan Allah SWT dimana kami bukan dicipta layaknya boneka berparas manusia.
Ambisi sekelompok kecil manusia berbentuk perusakan peradaban yaitu merperpanjang masa jabatan presiden sebagai pengganti usulan tiga periode mirip pemeo nenek moyang "ditukar kera dengan monyet diimbuh dengan seekor beruk", artinya perubahan demi perubahan bukan membawa keuntungan malahan menambah kerusakan dan kerugian .
Kami harap keputusan mengundurkan pemilu tidak ada lagi sehingga kehidupan berbangsa tidak terusik dimana berakibat akan menimbulkan kemarahan kepada pejuang dan anak bangsa yang peduli harga diri rakyat dipelihara dimana pengunduran waktu pemilu akan merusak peradaban sehingga kita akan dikatakan sebagai bangsa aneh yang tidak mengerti tata cara bernegara seperti aturan untuk masa jabatan dua periode dengan pemilu 14 Februari 2024 diusik melalui keputusan 3 Februari 2023 dimana pemilu diundurkan sampai 2025 dengan alasan yang tidak bisa diterima akal.
Saat ini diundur sampai 2025, apakah ada jaminan ditahun 2025 pemilu diadakan atau diundur lagi sampai waktu yang tidak ditentukan maka terulanglah masa gelap orde lama dengan gestapu dan kekalutan orde baru dengan demonstrasi huru hara pembakaran diibukota bagaimana keadaan dengan perpanjangan menjadi 3 periode?.
Jawabannya tanya kepada rumput yang bergoyang.
Sebelum ayam berkokok didini hari diharap para pengusul perpanjang periode berpikir beribu kali, hanya manusia yang sombong tersandung dibatu yang sama dua kali.
Memang benar, semua warga negara mempunyai hak untuk memberi pendapat dinegeri merdeka, tapi ketentuan keadilan yang beradab adalah: kebijakan yang akan berlaku, kalau disukai atau disetujui oleh mayoritas penghuni sah negara itu.
Tuan, alangkah berbahagianya kami bangsa Indonesia yang dipedulikan atau dihargai oleh kelompok manusia pembuat kebijakan dimana saat ini kebijakan yang diperlukan adalah pemilu 14 Februari 2024 bukan waktu yang lain.
Tidak siapapun dengan alasan apapun pemilu 14 Februari 2024 bisa diubah kecuali bencana alam, peperangan atau semua manusia pelaksana pemilu tidak bisa berpikir lagi atau tujuan memberi peluang yang lebih lama kepada TKA untuk masuk daerah pertambangan RI atau memberi waktu yang cukup untuk membangun sebuah kota yang dekat dengan laut China Selatan, kesimpulannya tanya kepada nasib masa depan generasi yang akan datang bangsaku.
Tuan, apa yang akan dibuat ketika tuan telah meninggal dunia?
Dari alam Barzach , tuan akan melihat anak cucu bangsa tuan telah punah akibat kebijakan tuan semasa hidup antara lain keputusan mengizinkan TKA tentara komando/kombatan berkedok buruh yang berhasil berkuasa melalui pertolongan para pengkhianat dinegeri tuan, sebagaimana tuan tidak pernah membaca sejarah bangsa Aztex di Mexico yang dipunahkan, bangsa Inca di Amerika Selatan yang lenyap dari muka Bumi dan saat ini ada negara yang dulunya jumlah pribumi hampir 100% tapi kini tinggal sekitar 14% saja akibat kebijakan pemusnahan yang diselubungi senyuman penguasa baru negeri itu.
Semasa didunia tuan selalu membuat susah dan kecewa bangsa tuan seperti menyambung dua periode disaat bangsa tuan ingin kokoh dengan peraturan dan Undang-Undang.
Ketika hidup didunia tuan sombong dengan jabatan sehingga tuan selalu membuat gelisah rakyat dengan cara kebijakan seperti mengundurkan pemilu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan.
Kini tuan menangis di Alam Barzach yang pasti tidak berguna.
Dari Alam Barzach tuan tidak mungkin lagi bisa meminta maaf kepada generasi sesudah generasi tuan.
Sebelum kematian tuan, alangkah baiknya tuan bertobat nasuha atau menghentikan strategi perpanjangan periode atau pemaksaan 3 periode yang menggelisahkan dan merusak pola pikir bangsa tuan yang setia dan peduli kepada generasi yang akan datang bangsanya.
Tuan pasti tahu pengkhianat bangsa tinggalnya di Neraka Jahanam dan nama tuan akan ditulis dengan tinta merah dalam sejarah hitam bangsa tuan.
Yang paling berbahaya adalah anak cucu tuan dipanggil masyarakat sebagai keturunan pengkhianat inilah panggilan yang merugikan setiap manusia.
Solusi untuk nenyelamatkan penyesalan tuan dari Alam Barzach antara lain adalah berhenti untuk merencanakan 3 periode atau memperpanjang jadwal pemilu atau pemilu tetap diadakan 14 Februari 2024.
Kalau 2 periode tuan ubah maka yang akan berkata tuan sebagai pahlawan hanya pengkhianat yang jumlahnya sangat sedikit tapi yang berkata tuan sebagai pengkhianat bangsa jumlahnya melebihi 270 juta jiwa.
Kami yakin kalau tuan tidak lagi berkata 3 periode atau berhenti berkata memperpanjang 2 periode serta bertobat nasuha tuan dan keluarga tuan akan hidup tenang dan bahagia InsyaAllah
Apakah tuan percaya dengan pemeo nenek moyang "barang siapa yang menabur angin pasti ia akan menuai badai".
Artinya kalau tuan membuat aturan 3 periode atau memperpanjang jabatan maka tuan akan dikutuk oleh sejarah bangsa atau badai yang datang tidak pernah berhenti.
Nasib Buruk Bangsaku yang tak Pernah pergi.
Terima kasih.
Maaf lahir bathin
Dr. Wazri A. Afifi
Mantan Pengurus ICMI Amerika Serikat.