"Zona nyaman adalah keadaan perilaku di mana seseorang beroperasi dalam kondisi tanpa kecemasan, menggunakan serangkaian perilaku terbatas untuk memberikan tingkat kinerja yang stabil, biasanya tanpa rasa risiko."
Didalam zona nyaman, tidak banyak insentif bagi orang untuk mencapai tingkat kinerja yang baru. Di sinilah orang-orang melakukan rutinitas tanpa risiko, hingga menyebabkan kemajuan mereka terhenti.
Pada tahun 1907, Robert Yerkes dan John Dodson melakukan salah satu eksperimen pertama yang menyoroti hubungan antara kecemasan dan kinerja.
Mereka melihat bahwa tikus menjadi lebih termotivasi untuk menyelesaikan labirin ketika diberi kejutan listrik dengan intensitas yang meningkat – tetapi hanya sampai titik tertentu. Di atas ambang batas tertentu, mereka mulai bersembunyi daripada tampil.
Perilaku yang sesuai telah terlihat pada manusia. Ini masuk akal karena dalam menanggapi rangsangan yang memicu kecemasan, pilihannya adalah:
- Melawan (memenuhi tantangan),
- Melarikan diri (melarikan diri/bersembunyi),
- atau Membeku (menjadi lumpuh).
Hukum Yerkes–Dodson (Yerkes & Dodson, 1907) berlaku tidak hanya untuk jenis kinerja yang lebih nyata, seperti diberi tugas baru yang penuh tekanan di tempat kerja, tetapi juga di banyak bidang kehidupan seperti memahami diri sendiri, berhubungan dengan orang lain, dan segera.
Gagasan intinya adalah bahwa sistem saraf kita memiliki zona gairah Goldilocks. Terlalu sedikit, dan Anda tetap berada di zona nyaman, di mana kebosanan merasuk. Tapi terlalu banyak, dan Anda memasuki zona 'panik', yang juga menghambat kemajuan:
Dibutuhkan keberanian untuk melangkah dari zona nyaman menuju zona ketakutan. Tanpa peta jalan yang jelas, tidak ada cara untuk membangun pengalaman sebelumnya. Ini bisa memicu kecemasan. Namun bertahan cukup lama, dan Anda memasuki zona belajar, di mana Anda memperoleh keterampilan baru dan menghadapi tantangan dengan akal.
Setelah masa belajar, zona nyaman baru tercipta, memperluas kemampuan seseorang untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Inilah artinya berada di zona pertumbuhan.
Penting untuk menyatakan bahwa seperti kebanyakan upaya perubahan perilaku, bergerak ke zona pertumbuhan menjadi lebih sulit tanpa tingkat kesadaran diri tertentu.
Pada kenyataannya, proses perpindahan dari zona nyaman ke zona pertumbuhan mungkin tidak linier. Puncak, lembah, jalan berbatu dan dataran tinggi sering mempersulit perjalanan. Terkadang, kita bahkan perlu mundur ke zona nyaman secara berkala sebelum mengumpulkan kekuatan untuk keluar lagi.
Saat berada di zona nyaman, Anda tergoda untuk merasa aman, terkendali, dan lingkungan berada dalam kondisi yang seimbang. Namun, pelaut terbaik tidak dilahirkan dari lautan yang tenang.
Empat tips meninggalkan zona nyaman mereka:
1. Membingkai ulang stres
Secara fisiologis, tidak ada perbedaan antara kecemasan dan kegembiraan (Smith, Bradley, & Lang, 2005). Keduanya memerlukan 'respons stres', tetapi apakah mereka dianggap positif atau negatif adalah masalah pelabelan.
Masyarakat cenderung mengkonseptualisasikan semua stres sebagai 'buruk', tetapi gagasan 'eustres' atau 'stres positif' menantang hal ini. Eustress memberikan energi untuk melewati public speaking, mengajak lawan jenis berkencan, cold-calling, dsb. Rangsangan ini dapat dibingkai ulang sebagai hal yang mengasyikkan, mendorong kita keluar dari zona nyaman.
2. Pahami neuroplastisitas
Langkah penting untuk menginternalisasi mindset berkembang adalah merangkul penelitian neuroplastisitas . Setelah dipahami, kurang keberanian diperlukan untuk membuat langkah pertama menjauh dari kenyamanan karena kegagalan itu sendiri menjadi bagian integral dari perjalanan.
Inti dari teori Dweck adalah bahwa manusia dapat ditempa dan beradaptasi.
3. Prioritaskan
Menempati zona nyaman tidak selalu merugikan. Misalnya, mungkin masuk akal untuk tetap berada di zona nyaman bermain ukulele Anda, tetapi bukan zona pengelolaan keuangan pribadi Anda.
Intinya adalah untuk mengidentifikasi kemacetan: area kehidupan di mana terlalu nyaman lebih berbahaya daripada kebaikan. Dorong selektivitas tujuan pada klien sehingga mereka dapat fokus secara efektif.
4. Langkah kecil
Tidak apa-apa untuk mengambil langkah-langkah kecil dan metodis, serta langkah-langkah yang lebih besar dan lebih berani. Meninggalkan zona nyaman tidak berarti sembarangan membuang angin. Setiap langkah maju adalah kemajuan.
Dengan sabar menumbuhkan kesadaran diri sambil dengan cerdas menilai batas setiap zona adalah cara yang pasti untuk membuat prosesnya semulus mungkin.