-->

Iklan

Menu Bawah

Iklan

Halaman

Temukan Ikan Sungai Mati Sekitar 5 ton, Diduga Kuat Kena Potas

Redaksi
Kamis, 26 Januari 2023, Januari 26, 2023 WIB Last Updated 2023-01-26T16:33:51Z


SAMPIT, SELEKTIFNEWS.COM -- Warga temukan ikan sungai kurang lebihnya 5 ton, di Sungai Sampit. Tepatnya, di Dusun Sulu Bakung, Desa Pondok Damar, Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng).


Informasi dihimpun media ini, kejadian itu diperkirakan sudah lima hari. Warga dusun setempat mengaku terkejut ketika sedang menyusuri Sungai Sampit menggunakan jukung (sampan), dan melihat ribuan ikan sudah mati.


Mereka menduga, ikan sungai yang sudah mati itu akibat di potas oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebab, hanya menggunakan racun ikan itulah semua ikan akan mudah mati.


Warga mencoba mengambil ikan yang sudah mati itu menggunakan alat jaring ikan. Total ikan yang sudah diangkut diperkirakan di atas 5 ton.


Melihat kejadian itu, warga dusun langsung melaporkan dan menghubungi Damang Kepala Adat. Kemudian dilanjutkan ke pihak kecamatan setempat.


“Kami dapat laporan dari warga, katanya ada ribuan ikan sungai mati, kemudian kami langsung cek lapangan guna memastikan akan informasi yang kami terima,” ucap Sekcam MHU Hasrul Hamid via telepon, Kamis 26 Januari 2023.


Ada beberapa tim yang turun lapangan yakni, Sekcam MHU, Bhabinkamtibmas Polsek Sei Sampit, Damang Kepala Adat dan Koordinator Mantir Kedamangan, serta dibantu warga setempat.


“Hasil sementara pada saat cek lapangan, memang kami lihat ada ribuan ikan sungai mati, dugaan kami karena telah di potas,” ujar Hasrul.


Penyuluh Perikanan Turun Lapangan

Dia menegaskan, ribuan ikan sungai yang mati bukan dikarenakan adanya kebocoran limbah perusahaan sawit yang operasional di sekitar Desa Natai Baru.


“Tidak ada kaitannya dengan limbah sawit karena kami sudah cek lapangan, kami memastikan itu hanya di potas atau diracun menggunakan racun ikan,” tegasnya.


Terkait langkah yang akan diambil pihak kecamatan, Hasrul menyarankan kepada kepala dusun atau pihak desa setempat untuk membuat surat laporan.


“Kami masih menunggu laporan resmi dari desa, nanti surat itu akan kami sampaikan ke DLH Kotim untuk ditindaklanjuti atas kejadian tersebut,” tutupnya. (Kr)

Komentar

Tampilkan

Terkini