SAMPIT, SELEKTIFNEWS.COM -- Puluhan warga masyarakat Desa Eka bahurui, Kecamatan Mentawabaru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah ( Kalteng ), keluhkan akses jalan desa rusak parah dan berlubang.
Sumber informasi warga yang meminta untuk tidak disebutkan namanya dimedia ini Rabu, 26/10/2022, Sekira pukul 09.00. Wib mengatakan, semenjak ada proyek pembangunan siring masuk semua akses jalan rusak parah dan berlubang sulit dilalui, ucap Warga.
Kerusakan jalan tersebut bukan saja pada satu titik, misalnkan Jalur 1, atau Jalur2, yang rusak, kita masih bisa mencari jalan lain yang tidak rusak untuk dilalui, tapi gimana ini rusak semua seperti kubangan kerbau, terus masyarakat disuruh lewat mana? Kemarin ada satu buah trcuk, entah punya siapa terperosok keparit dijalur 3 hilir, akibat semua jalur pada berlubang yang sangat dalam dan berlumpur,
Percuma saja ada proyek siring masuk kalau ujung-ujungnya semua jalanya hancur, ujar Warga.
Sementara Kepala Desa Eka bahurui Rusdiansyah ketika ditemui media ini atas kerusakan jalan yang dikeluhkan warga, pihaknya membenarkan, memang benar ada puluhan warga yang melaporkan kedesa atas kerusakan jalan itu, dan saya menjawab dengan tegas kerusakan jalan tersebut penyebabnya truck pengangkut material melalui jalan itu sehingga mengakibatkan jalan tersebut semua rusak parah, Tegas Rusdi.
Intinya saya sebagai Kepala Desa, kalau masalah proyek siring itu saya tidak tau menau, karena apa? dari awal pengerjaan proyek tersebut tidak ada pemberitauan kedesa, semestinya etikanya pihak rekanan sebelum proyek itu dilaksanakan ada permisi lah paling tidak, jangan main selonong boy saja seperti desa ini gak ada yang ngatur saja, belum lagi masalah lain ada satu RT yang melaporkan kedesa, terkait dengan proyek siring itu, warga melaporkan jalan depan rumahnya pada saat itu sudah diukur -ukur Tim tehnis dari Dinas PUPR dan tak lama kemudian material batu, dan pasir, datang hingga warga kesulitan melewati jalan tersebut, tak lama kemudian selang beberapa minggu, material tersebut batu, dan pasir, dipindahkan lagi kelain tempat dengan alasan dari pihak pemborong salah tempat, apakah itu tidak mengadu domba warga ahirnya muncul kecemburuan sosial antar warga, Jaur 1 saya lihat dikerjakan sekitar 5 meter saja, usut punya usut katanya salah tempat lagi, seperti mainan saja proyek pindah sana pindah sini, baru kali ini saya melihat proyek yang dibiayai oleh pemerintah dipindah seenahnya, Tegas Rusdiansyah.
( Kr )