INHIL, SELEKTIFNEWS.COM - Pemuda desa Kuala Sebatu kecamatan Batang Tuaka, Hasanuddin ancam akan turunkan ribuan massa ke kantor Bupati dan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Inhil untuk menggelar aksi damai.
Tujuan aksi ini adalah bentuk protes terhadap Pemerintah Daerah dan DPRD Inhil yang terkesan lambat menyelesaikan permasalahan banjir di desa Kuala Sebatu.
"Curah hujan terus meningkat, jalan-jalan sudah banyak yang tergenang air, sepertinya kesabaran kami sudah hampir di ambang batas. Kemarin ada keputusan pembentukan tim investigasi jadi kami minta itu segera diumumkan karena kondisi sekarang sudah darurat," tukasnya, Rabu (12/10/2022).
Hasanuddin juga mengingatkan Pemda Inhil agar tidak bertele-tele dalam menjalankan tugas karena sudah banyak fakta yang bisa dijadikan dasar temuan di lapangan.
"Kalian munculkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ke publik lalu sesuaikan dengan fakta di lapangan, jangan bertele-tele seperti ini. Dengan mengalirnya air ke tempat kami membuat lahan pertanian jadi lautan, temuan ini adalah fakta di lapangan," jelasnya.
Untuk itu, Hasanuddin meminta gerak cepat Pemda Inhil untuk mengatasi permasalahan ini agar air yang mengendap segera mengalir ke luar.
"Kami kasih tempo 5 hari dari hari ini, jika tidak ada progres sampai Hari Senin depan, Pemuda, Masyarakat dan Mahasiswa serta elemen relawan lainnya akan bersurat ke Polres Inhil untuk menyampaikan aksi damai yang akan digelar nanti," imbuhnya.
Sementara itu, secara terpisah Sekretaris Umum Laskar Pangeran Antasari ( LAPAN) Provinsi Riau, Muridi Susandi menyatakan statement yang sama.
Muridi Susandi yang akrab disapa Sandi ini mengatakan permasalahan di desa Kuala Sebatu dan desa sekitar yang terdampak banjir merupakan sudah menyangkut tentang permasalahan urgen karena banyak sekali yang terkait-kait di dalamnya.
"Yang pertama permasalahan pertanian, kita wajib menjaga dan melestarikan petani, apabila petani kehilangan pekerjaan maka siap-siap kita akan kekurangan stok beras dan bisa-bisa kita nanti membeli beras dicampur makanan pokok lain seperti singkong atau jagung. Yang kedua tentang akses, jika sudah banjir maka lumpuhlah akses, coba bayangkan ada orang mau melahirkan tapi rumahnya berada di ujung kampung dengan kondisi banjir, kira-kira mau diapakan ? mau digotong takut tenggelam, mau dibawa pakai sampan sungainya penuh rumput. Banyak sekali permasalahan lain yang tidak bisa diuraikan di sini," ungkapnya.
Untuk itu, Sandi menginginkan kepada Pemerintah Daerah Inhil DPRD untuk segera mempercepat menangani permasalahan ini. "Kami serius menyikapi ini, Lapan Riau sudah menyatakan sikap bergabung pada barisan Pemuda dan Masyarakat siap menurunkan ribuan massa untuk gelar aksi damai," imbuhnya.(mhd)