SIMALUNGUN, SELEKTIFNEWS.COM -- "Pribadi Simpati 5 S," Begitu Ucap Calvin Handika (14), siswa kelas VIII - 1 SMP Negeri 1 Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, saat awak media menyuruhnya untuk membaca tulisan yang ada di pintu masuk sekolah. Enam belas huruf itu ia rangkai dalam waktu lumayan lama.
Lalu Selektifnews meminta Calvin untuk membaca kembali tulisan yang ada dibawahnya, Dengan lantang Calvin membaca Senyum, Salam, Sopan, Santun setelah terdiam agak lama. Rupanya ia sedang mengeja dalam hati. Walau mengenal semua huruf ia yang duduk di kelas VIII SMP ternyata belum lancar membaca.
Waktu enam tahun belajar di SD bisa terbilang sia-sia. Di usia jelang remaja, anak di wilayah Kabupaten Simalungun ini masih juga berkutat dengan baca, tulis, dan hitungan dasar yang seharusnya sudah selesai di bangku kelas I atau II SD seperti kebanyakan anak lainnya di Tanah Air. Calvin ketinggalan. Ia harus belajar lebih keras lagi agar setara dengan anak-anak seusianya di bagian lain negeri ini.
Kepsek SMP Negeri 1 Tapian Dolok Drs. Jontabermansius Purba, M.Si kepada awak media menjelaskan dari 375 siswa di sekolahnya ada 2 siswa yang belum lancar baca, tulis & berhitung (calistung).
"Sebenarnya bukan tidak dapat membaca, mereka mengenal semua huruf tetapi dalam membacanya masih macet seperti halnya anak kami ini Calvin Handika," terangnya.
"Program yang saat ini kami laksanakan karena mereka hanya sebanyak 2 orang, kami hanya memberikan pelajaran tambahan di perpustakaan, memberi buku--buku bacaan sekalian dibimbing oleh guru yang ada," imbuhnya.
Lebih lanjut Jontabermansius memesankan kepada Calvin Handika supaya dirumah lebih rajin membaca, baik itu membaca buku ataupun koran dan gadget," pintanya.
Masih kata Jontabermansius, sekolah hari ini hanya membuat semacam literasi, tetapi pemberlakuan kepada mereka hanya guru-guru yang masuk kedalam kelas mereka saja yang memberikan perhatian khusus kepada mereka, ucapnya.
Hal yang sama terjadi di SMP Negeri 2 Tapian Dolok, di sekolah ini malah ditemukan ada 10 siswa yang tidak lancar membaca.
Saat awak media menguji 2 orang siswa sebagai sample,
Gali Fajar (12) Siswa kelas VII - 3 yang mengaku tamatan dari SD Inpres pasar baru tapian dolok ini mengatakan di kelas 5 baru mengenal huruf.
Fahri Aldiansyah (13) Alumni SD Negeri gang Kamboja Tapian Dolok saat awak media menyodorkan nya koran untuk dibaca dimana di headline nya tertulis "Kecam Pengakuan Hertony Purba" tetapi Fahri membacanya "Kecamatan" di awal kata. Butuh dieja satu persatu untuk ia bisa membaca tulisan tersebut.
Guru Bimbingan Dan Konseling SMP Negeri 2 Tapian Dolok Dra. Nelly Saragih kepada awak media menjelaskan bahwa waktu yang ada di sekolah terbatas dan berharap kerjasama orang tua.
"Kami berharap siswa jangan bermalas-malas dan lebih semangat juga mohon kerjasamanya yang baik dengan orang tua agar murid ini kedepannya bisa lancar membaca" ujarnya.