TEMANGGUNG, SELEKTIFNEWS.COM - Mencari alternatif budidaya pertanian terus dilakukan oleh petani di Temanggung Jawa Tengah. Ketika tembakau tidak lagi menjanjikan keuntungan, beberapa petani beralih ke budidaya mentimun baby.
Satu diantara petani tersebut adalah Naspin (36), warga Kacepit Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung, memilih budidaya timun baby karena keuntungan jauh lebih besar dibandingkan tembakau, cabai maupun sayuran lainnya.
"Umur tanaman 35 hari sudah mulai panen dan pemetikan setiap hari dilakukan hingga 45 hari. Pemasaran hasil produksi sudah ditangani pengepul dengan harga rata-rata mencapai Rp. 3.500 per kilogram", kata Naspin.
Mentimun atau ketimun (Cucumis Sativus) adalah tanaman yang berasal dari dataran Asia hingga Mediteran di Timur Tengah. Mentimun merupakan tanaman sayuran jenis semusim dan hidup merambat. Buah mentimun digemari banyak kalangan masyarakat terutama untuk dijadikan lalapan, sayuran dan bahan baku asinan.
Menurut Naspin yang sudah banyak menerima hasil dari Mentimun Lapan ini, jenis nya adalah genjah atau hibrida, yang cukup tahan terhadap Gemini virus. Cocok ditanam di dataran rendah-menengah, tanaman vigor dan mudah merambat, bentuk buah silindris, warna hijau muda dan keras.
"Panen mulai umur 32 - 34 HST (hari setelah tanam) dengan bobot 125 - 325 g/ buah dan potensi hasil 45 - 50 ton per hektar", tandasnya.
Ukuran Timun baby lumayan kecil yaitu sekitar 12 cm dan berdiameter 3-4 cm. dengan ukuran yang mini dan tekstur buahnya yang sangat renyah sehingga mudah untuk dikunyah menjadikan timun ini sering dijadikan sebagai lalapan.
Timun baby ini dapat dipanen dengan interval pemetikan setiap hari. Keterlambatan pemetikan dapat berdampak pada penurunan harga jual, pasalnya ukurannya telah melebihi ukuran yang diinginkan.
Jika telat memanen, petani dapat merugi karena harga akan turun jika ukuran buah nya semakin besar.
Naspin merasa tertantang bagaimana caranya untuk meningkatkan jumlah buah yang dihasilkan serta cara memperpanjang waktu produktif tanaman sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu yang lama.
"Saya coba dengan tumpah sari cabai dan sekali tempo juga tanaman jagung, ternyata menambah hasil dan memberi ayoman bagi tanaman timun", tuturnya.
Ia menjelaskan, untuk mentimun baby dan lalap direkomendasikan panen tiap hari untuk mendapatkan kualitas buah yang optimal.
Peluang usaha budidaya mentimun bisa dibilang menjanjikan karena cara budidayanya yang mudah dan masa tanamnya cepat. Pemasaran buah mentimun juga dibilang mudah karena hampir disetiap warung makan, pedagang sayur dan pasar – pasar tradisional membutuhkan.
Selain itu jika diproduksi skalabesat, Pasar mentimun tidak hanya di dalam negeri saja, melainkanjuga di ekspor ke berbagai Negara seperti Jepang, Kamboja, Thailand, Malaysia. Selain menjadi olahan makanan, negara-negera tersebut juga memanfaatkan mentimun sebagai bahan baku industri maupun kosmetik.
Ini adalah contoh perhitungan budidaya mentimun 7.000 batang dengan menggunakan lahan seluas 2.650 m2
Total seluruh biaya selama 3 bulan pengeluaran Rp.17.816.500,-
Setiap batang menghasilkan 2,5 kg
Sehingga jika tabam 7.000 batang dan harga Rp.3.500 per kilogram maka hasil nyata Rp. 61.250.000,-
Laba Bersih = Penghasilan – Pengeluaran
= Rp.61.250.000 – Rp.17.816.500 = Rp.43.433.500 selama 3 bulan sehingga hasil per bulan nya = Rp.14.477.833 / bulan. (Budhy HP)