PEMALANG, SELEKTIFNEWS.COM - Pasca kenaikan harga BBM, Pemalang Kota diguyur hujan Lebat, Senin malam ( 5/9 ).
Hujan cukup lebat mengguyur wilayah Pemalang perkotaan, Termasuk di sepanjang jalan Gatot Subroto,antara Sirandu sampai Rumah sakit Umum, Bojong bata Pemalang, dimana sepanjang jalan itu, banyak pedagang yang baru menggelar daganganya pada malam hari.
Salah satunya adalah Wandi ( 35 ), pedagang kopi yang mangkal dengan gerobak motornya,di depan Taman patih sampun.
Wandi baru saja menggelar dagangnya ,tak lama berselang hujan lebat mengguyur, di sekitaran taman tempat mengais rejeki wandi berdagang.
Semula dirinya mengira hujan lebat akan berhenti sesaat kemudian, dengan harapan sehabis hujan, banyak orang mendekat untuk memesan kopi panas dagangnya.
Akan tetapi sampai menjelang tengah malam, hujan tak henti juga sesuai harapanya.
Wajah pedagang kopi dengan tiga orang anak tersebut, mulai panik alamat dagangnya tidak laku, padahal dirinya baru dagang, setelah beberapa hari libur, ditambah harga BBM naik, yang di ikuti beberapa bahan pokom lainya ikut terseret naik.termasuk harga kopi sachet dagangan pokok miliknya.
Ketika hujan sudah reda sekitar pukul 23.30 WIB, awak media mencoba bincang - bincang denganya.
Ketika ditanya dirinya tentang pengaruh BBM yang naik semenjak kemarin, dirinya spontan menjawab " sangat memberatkan kami mas swbagai orang kecil, yang berharap daganganya bisa laku" katanya.
Masih menurutnya, mestinya harga BBM seperti pertalite jangan langsung, naik menjadi Rp.10.000 dari harga semual yang Rp.7600, naik boleh 500 atau 1000 untuk perliternya, mungkin kenaikan Rp 2400 bagi orang kaya tak ada artinya, tapi bagi saya Rp 2400 cukup besar, bisa buat modal beberapa kopi sachet, jelas wandi.sembari menyapu menyingkirkan genangan air yang membanjiri tempat dagangnya.
(Ragil74)