PEMALANG, SELEKTIFNEWS.COM - " Hidup di bui bagaikan burung, makan diantri nasinya jagung, tidur diubin pikiran bingung, apa daya badanku terkurung " begitulah sepenggalan lirik lagu,dari salah satu group musik kenamaaan tanah air, tentunya lagunya masih banyak yang hafal, hingga sampai sekarang.
Memang jika kita mendengar kata " Penjara ", bayangan akan tempat menyeramkan, penuh dengan kekerasan, akan segera muncul dibenak kita.
Mungkin bisa jadi itu adalah gambaran tempat penjara, jaman dahulu.dengan semakin meningkatnya Penerapan Hak azasi manusia atau HAM, kepada setiap warga negara, gambaran buram masa lalu tentang penjara sekarang perlahan hilang.
Di Pemalang Jawa Tengah, ada Rumah Tahanan kelas IIB, yang menggambarkan perubahan dratis, akan gambaran menyeramkan tenrang Penjara.
Betapa tidak? bangunan peninggalan kolonial belanda pada sekitar tahun 1900 an, dengan arsiktektur yang masih kokoh terlihat, walaupun sudah berusia se abad lebih, terlihat warna biru muda dan biru tua, mendominasi bangunan tempat para warga binaan menempa diri, dalam berbagai masalah hukum, yang lagi mereka jalani.
Ari Nirwanto selaku Kepala Rutan kelas IiB Pemalang, ketika menerima awak media di ruangan kerjanya , Jum,at ( 2 / 9 ) kemarin banyak menceritakan, tentang pelaksanaan pembinaan buat para Warga Binaan.
Rumah Tahanan yang terletak di jalan kyai moctar dekat alun - alun Pemalang tersebut, akhir - akhir ini banyak mendapat kunjungan, dari berbagai macam lintas Instani, dari sesama rutan di tanah air, Anggota DPRI ,berbagai TIM penilaian Lomba, semuanya kebanyakan dalam rangka " Study Banding "
Hal tersebut berkaitan dengan masalah, pengelolaan menejement Lapas atau Rutan, dari mulai soal Fasilitas, kebersihan, dan keamanannya.
Beberapa kali Rutan yang di pimpin oleh Ari Nirwanto tersebut, mendapatkan apresiasi positif dari pihak terkait, termasuk beberapa waktu yang lalu, mendapat tanggapan bagus dari Anggota DPR -RI Asrul sani berkaitan dengan pelayanan terhadap warga Binaan.
Biar tidak terkesan pencitraan awak media, diberi kesempatan berkeliling, melihat pengelolaan menejement Rutan, termasuk sistem keamanan, tempat para warga binaan.
"Kami memperlakukan mereka secara humanis, seperti saudara kita sendiri, komunikasi kekeluargaan kita kedepankan, saya yakin, mereka seperti kita, ketika diperlakukan dengan baik , merekapun akan baik " kata Ary Nirwanto.
Masih menurut Karutan Pemalang, ada satu kegiatan bagi warga Binaan yaitu mengelola kedai kopi, dimana para warga binaan disini diajarkan,bagaimana cara memproses, sekaligus menyajikan minuman kopi, yang sekarang tambah Booming peminat nya.
Kegiatan edukasi ini, nantinta bisa dijadikan sebagai mata pencaharian bagi warga binaan disini, setelah selesai menjalani hukuman.
Ada beberapa varian kopi tersedia disini, dari mulai kopi Robusta, arabica gayo, lampung serta masih banyak varian kopi nusantara lainya.
Sugeng salah satu warga binaan, mengatakan " saya senang sekali bisa belajar membuat dan menyeduh kopi di sini, mungkin saya akan berjualan kopi, selepas dari sini " kata sugeng.
Ternyata hidup dibui tidak selamanya menyiksa diri, tinggal bagaimana caranya kita mengelola kejadian masalah hukum kedepannya, mau kembali lagi, atau kita akan menjadi orang yang berprestasi setelah dari sini.
(Ragil74)