Simalungun, Selektifnews.com - Sudah 77 tahun Indonesia merdeka dari kolonialisme. Kemerdekaan pun dimaknai beragam oleh masyarakat, Seperti halnya yang dirasakan warga dan pengendara yang melintasi jalan Siantar - Perdagangan. Rupanya, mereka tak merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kerusakan jalan Provinsi yang menghubungkan Kota Pematang Siantar – Perdagangan, Kabupaten Simalungun tampak semakin parah. Kondisi itu membuat warga mengeluh karena debu selalu memasuki rumah dan pengguna jalan mengeluh karena waktu tempuh bertambah lama bahkan membuat kendaraan rusak.
"Kalo bukan karena tuntutan kerja, malas aku ke perdagangan ini bang, mulai dari jalan asahan sampai perdagangan hancur. Sakit perutku asal jalan dari sini, nengok kereta ku pun khawatir aku asal melintasi jalan ini, kekgini katanya merdeka," ucap seorang pengendara bermarga tanjung.
Terpisah, warga yang tak mau disebutkan namanya menyampaikan kekesalan "inilah rumahku, pas dipinggir pasar ini. Inilah, tengok! Sudah bertahun-tahun kami makan debu dari jalan ini. Masuk kerumah debunya. Uda dari si JRS lah jalan ini kekgini. Si JRS 2 periode. Si RHS lah sekarang, Tak ada juga perbaikan. Kalo JRS itu Jalan Rusak Semua dan RHS Rakyat Harus Susah," ketusnya.
Pantauan awak media. Kerusakan jalan terparah dapat terlihat mulai dari depan kantor Pengadilan Negeri Simalungun sampai KM 4 lewat, lalu Batu 5, Batu 7, Bangun, Simpang Bahjambi, Kerasaan, Pematang Kerasaan Rejo, Nagori Bandar hingga kawasan kota Perdagangan sampai jembatan. Masing - masing berkedalaman 30 – 50 centimeter. Tidak ada perbaikan atau tanda-tanda jalan akan diperbaiki.
Warga dan pengguna jalan sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah
"Kami tak lupa. Kami minta Gubsu menepati janji yang pernah diucapkannya saat berkunjung ke Simalungun,"ujar Manik.
(R. Hamdani)