PEMALANG, SELEKTIFNEWS.COM - Mbah Nur Walangsanga adalah seseorang yang dikenal sebagai 'Ulama sekaligus Waliyullah dari Kabupaten Pemalang, yang makamnya hingga kini masih banyak diziarahi orang dari berbagai daerah.
Nama aslinya adalah Nur Durya bin Sayid. Beliau lahir sekitar tahun 1873 di Desa Walangsanga, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang. Dari nama Desa tersebutlah, beliau kemudian lebih dikenal dengan nama Kyai Nur Walangsanga.
Sedari kecil hingga beliau berkeluarga, Kyai Nur Walangsanga dikenal sosok yang gemar mengaji. Beliau tercatat pernah nyantri di berbagai tempat, seperti Pesantren Benda Kerep Cirebon, Pesantren di Purbalingga, Pesantren di Tegal, dan lain sebagainya.
Hal itulah yang menjadikannya sebagai 'Ulama mumpuni dalam berbagai bidang ilmu agama. Selain itu, beliau juga memiliki tingkat spiritualitas yang begitu tinggi, hingga menjadikannya sebagai salah seorang Waliyullah pakunya Tanah Jawa pada masanya.
Sebagai seorang Waliyullah, Kyai Nur Walangsanga diberi berbagai kemuliaan atau karomah oleh Sang Maha Kuasa. Diantara karomahnya adalah bisa 'weruh sedurung winarah' atau bisa melihat apa yang masih tersurat.
Kyai Nur Walangsanga dikenal pula sebagai Wali yang selalu menjaga wudhunya dan istiqomah melaksanakan Sholat berjamaah. Bahkan, ada riwayat yang menyebut jika kebiasaan Sholat berjamaah tersebut telah dilakukannya sejak beliau masih kecil hingga wafatnya pada 17 Desember 1988 M / 9 Jumadil Awwal 1409 H.
Sumedi ( 62 ) Seorang warga kelurahan Kebondalem Kabupaten Pemalang, yang dulu berprofesi sebagai sopir angkutan Pemalang - Moga mengatatakan, bahwa pada saat Mbah Nur masih hidup, selalu ramai jurusan ke tempat kediamanya,
"Terutama jika hari Rabu pon, kamis Wage, Jum'at Kliwon, penumpang dari berbagai daerah menaiki angkutan ke Walangsanga," Kata Sumedi ketika ditemui di rumahnya, pada Jum,at (27/10 ).
Terpisah, Sri Pamuji ( 67 ) warga kecamatan Belik, menceritakan jika pada saat Mbah Nur meninggal terjadi banjir besar di kabupaten Pemalang,
"Mbah Nur meninggal, jembatan kali Comal ambruk dan beberapa jembatan lainnya, mungkin pertanda jika Mbah Nur Seorang Waliyullah," tuturnya ( Ragil ).